CATATAN.CO.ID, Sampit – Dinas Pendidikan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menekankan pentingnya menjadikan program makan bergizi gratis bagi siswa sebagai gerakan bersama yang berjalan konsisten lintas sektor. Hal ini dinilai krusial untuk menekan angka stunting sekaligus meningkatkan kualitas pendidikan di daerah.
Kepala Disdik Kotim, Muhammad Irfansyah, mengatakan pemenuhan gizi seimbang harus menjadi bagian tak terpisahkan dari sistem pendidikan. Ia menyebut bahwa banyak anak sekolah terutama di wilayah pinggiran, masih datang ke sekolah tanpa sarapan layak.
“Kalau kita ingin membentuk generasi cerdas dan sehat, maka pemenuhan gizi anak tidak boleh hanya menjadi tanggung jawab sekolah atau dinas saja. Ini harus jadi gerakan bersama, antara pemerintah, masyarakat, dan semua pemangku kepentingan,” kata Irfansyah, Jumat, 25 Juli 2025.
Menurutnya, sejumlah sekolah di Kotim telah memulai inisiatif makan bergizi dengan melibatkan orang tua murid, desa, PKK, hingga dunia usaha. Namun upaya itu masih belum merata, sehingga dibutuhkan dukungan dan kebijakan yang lebih kuat agar bisa berkelanjutan.
“Selama ini sudah ada program kolaboratif seperti kantin sehat atau pembagian sarapan gratis. Tapi kita butuh keberlanjutan dan sistem yang jelas, supaya tidak berhenti hanya karena anggaran atau pergantian kepemimpinan,” tambahnya.
Irfansyah menegaskan, makanan bergizi tidak hanya berdampak pada tumbuh kembang anak, tetapi juga pada semangat belajar, daya tahan tubuh, hingga tingkat kehadiran siswa di sekolah.
“Anak yang cukup makan tentu lebih siap menerima pelajaran. Dan kalau itu terjadi secara merata, maka kualitas pendidikan kita akan meningkat secara signifikan,” ujarnya.
Ia berharap, konsep makan bergizi gratis dapat diterapkan secara luas dan tidak hanya bergantung pada proyek atau momen tertentu. Disdik Kotim sendiri siap memfasilitasi data sekolah, koordinasi teknis, hingga evaluasi program bersama pihak terkait.
“Kami siap bersinergi, asalkan ada komitmen bersama untuk menjadikan program ini bagian dari sistem pendidikan kita. Ini bukan soal bantuan semata, tapi investasi jangka panjang untuk masa depan anak-anak Kotim,” tutupnya. (C-A)