CATATAN.CO.ID, Sampit – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Pemkab Kotim) bekerja sama dengan Universitas Brawijaya Malang dalam menyusun kajian pengembangan Bandara H Asan Sampit.
“Forum ini adalah kerja sama antara Pemerintah Daerah dalam hal ini Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Kotim dengan Universitas Brawijaya untuk memperkuat kajian teknis pengembangan Bandara H Asan Sampit,” kata Bupati Kotim, Halikinnor, Selasa 12 Desember 2023.
Lanjutnya, kajian teknis tersebut diharapkan dapat menjadi pendukung usulan ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Republik Indonesia (RI) agar disetujui.
“Pengembangan Bandara H Asan tidak hanya perpanjangan runway ataupun peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM). Akan tetapi, juga peningkatan fasilitas-fasilitas lainnya,” ucap Halikin.
Hal itu mengingat, ke depannya jumlah penduduk khususnya di Kotim pastinya akan bertambah. Terlebih, Kotim dikaruniai potensi sumber daya alam (SDA) yang menjanjikan. Tentunya, potensi investasi di Kotim juga akan semakin besar.
Adapun, saat ini bandar udara (bandara) dikelola oleh Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) H. Asan Sampit di bawah Direktorat Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. Di mana Bandara H Asan saat ini memiliki runway eksisting sepanjang 2.060 meter dengan lebar runway 30 meter.
Dengan kondisi runway ini hanya dapat didarati oleh pesawat dengan dimensi medium yakni jenis boeing 737 series 300-500 yang berkapasitas muat maksimal 118 penumpang kelas ekonomi.
Maskapai penerbangan saat ini hanya ada 2 (dua) maskapai yaitu nam air dengan rute Jakarta-Sampit (PP) selama 3 kali dalam seminggu dan Wings Air rute Surabaya – Sampit (PP) setiap hari dengan jenis pesawat ATR, hal inilah salah satu yang mengakibatkan harga tiket pesawat sangat tinggi.
“Melalui kajian ini saya berharap dapat diidentifikasi permasalahan-permasalahan dalam pengembangan bandar udara haji asan, sehingga kedepannya permasalahan harga tiket dan ketidakpastian jadwal penerbangan dapat dicarikan solusinya,” ucap Halikin.
Apabila pengembangan Bandara H Asan dapat segera terwujud, diharapkan dapat memberi peluang bagi maskapai penerbangan lain dengan jenis pesawat berbadan lebar bisa beroperasi.
Secara teknis diperlukan pelapisan untuk meningkatkan perkerasan landasan pacu atau pcn dari 39 menjadi 45 bahkan 55, dan perpanjangan runway menjadi 2.250 meter dengan lebar 45 meter, serta perlu perluasan apron dan perpindahan gedung pemadam kebakaran. (C10)