CATATAN.CO.ID, Sampit – Bus Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia (DAMRI) yang beroperasi di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) dengan rute Terminal Patih Rumbih Sampit-Parenggean-Samuda maupun sebaliknya, diduga disalahgunakan oleh oknum pegawai bus sebagai sarana langsir bahan bakar minyak (BBM) subsidi.
Dugaan praktek ini sudah dilakukan sejak lama. Parahnya, dilakukan secara terang-terangan, yakni di area terminal itu sendiri yang berada di Jalan Mas Tirtodarmo (MT) Haryono, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Sampit.
Pada siang hari, BBM subsidi yang berada di dalam tangki bus di pindahkan ke dalam jerigen ukuran 35 liter dengan cara disedot menggunakan selang air. Kemudian disimpan di dalam pos yang sudah sudah tidak berfungsi. Pada malam hari nya atau saat sepi, ada sebuah mobil pikap yang mengangkut minyak-minyak tersebut.
”Sudah sering melihat hal itu. Biasanya Bus DAMRI dibawa ke SPBU untuk diisi, ada jatah BBM subsidi. Namun ternyata BBM itu dipindahkan ke dalam jerigen saat sudah kembali ke terminal. Kemungkinan yang menyedotnya itu pegawai bus, kadang-kadang menggunakan baju yang ada tulisan Dishub (Dinas Perhubungan) nya,” jelas Medi, Rabu, 31 Juli 2024.
Oknum yang diduga pegawai bus tersebut sempat terkejut ketika kepergok saat melakukan pemindahan BBM subsidi. Bahkan ia berkilah melakukan hal tersebut merupakan perintah dari oknum pegawai DAMRI di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah.
”Perintah Palangka Raya disuruh sedot minyaknya,” dalih oknum yang diduga pegawai bus tersebut secara terbata-bata.
(C19)