Nakes RSUD dr Murjani Bentak Pasien dan Keluarga

1000077737
RSUD dr Murjani Sampit

CATATAN.CO.ID, Sampit – Pengalaman tidak enak dirasakan oleh salah seorang ibu saat membawa anaknya berobat ke RSUD dr Murjani Sampit. Ia dan anaknya yang masih berusia 5 tahun mendapatkan perlakuan tidak mengenakan dari salah seorang tenaga kesehatan (nakes).

”Senin, sekitar pukul 11 malam, anak saya sakit, panasnya tinggi. Saya bawa ke RSUD dr Murjani untuk berobat. Hasil sampel darah anak Alhamdulillah normal. Makanya kami pulang,” ucap Tya, ibu pasien, Selasa, 6 April 2024.

Keesokan harinya, suhu tubuh anak terus naik, batuk semakin parah dan muntah-muntah. Bahkan si anak enggan untuk makan dan minum. Perempuan beranak satu ini pun bergegas membawa si buah hati kembali ke RS tersebut demi mendapatkan perawatan maupun pengobatan.

Saat tiba disana, salah seorang nakes yang belum diketahui identitasnya mendatangi Tya dan pasien. Nakes tersebut berucap dengan nada tinggi ‘Jika sudah periksa dan hasil darahnya normal tadi malam, berarti aman-aman saja. Ada makan apa emangnya?’. Hal ini pun ditanggapi Tya dengan ‘tidak makan apa-apa’. ‘Tidak mungkin tidak makan apa-apa’ sahut nakes dengan ketus.

”Makan dan minum saja anak saya tidak mau. Bagaimana bisa makan yang macam-macam?!. Saya tidak tahu siapa names itu, dokter atau perawat, karena dia menggunakan jilbab yang panjang, nametagnya pun tidak ada,” bebernya kepada Catatan.co.id

Dilanjutkan, mendapatkan jawaban tersebut, perempuan pemilik nama Sintia ini pun berkata ‘Memangnya anak batuk selalu karena minum atau makanan yang dikonsumsi? Banyak orang sekitar yang batuk juga’. Si anak kebetulan langsung batuk-batuk. Melihat hal itu, nakes tersebut kembali berucap dengan nada tinggi ‘Kalau batuk, ditutup mulutnya’.

”Saat itu saya geram, ingin memukul nakes itu. Anak saya ini masih kecil, malah diperlakukan (dibentak) seperti itu,” ucapnya jengkel.

Nakes itu pun memeriksa suhu tubuh pasien. Saat hasilnya keluar, ia kembali berucap ‘Nah, 36,9 (suhu tubuh), tidak panas. Makanya lain kali itu memeriksa suhu tubuh jangan cuman di raba-raba. Pakai alat, termometer, jangan pakai perasaan. Sudah, rawat jalan saja, urus suratnya kesana. Kalau ada apa-apa lagi, ke Puskesmas saja’.

”Waktu itu saya menahan marah dan tangis. Apa salahnya sih di observasi kembali. Padahal anak saya punya riwayat kejang-kejang. Kami memilih keluar dari RS itu. Kami lanjut berobat ke Klinik Utama Terapung Katolik Obor Sampit. Disana jauh lebih bagus dan ramah pelayanannya. Jika memang ada RS lain, saya lebih memilih RS lain,” kesal perempuan berusia 29 tahun ini. (C19)

Ucapan Selamat Lebaran Catatan 2024

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *