CATATAN.CO.ID, Sampit – Malam yang biasanya tenang di Jalan Baamang 1, Kelurahan Baamang Tengah, berubah semarak pada Sabtu malam tadi, 21 September 2024. Pawai obor yang dinantikan setiap tahun kembali digelar, menandai perayaan bulan Maulid Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.
Suasana yang hangat dan penuh syukur ini dimulai dengan anak-anak lelaki yang menyalakan obor dan berbagi nyala api satu sama lain. Diiringi lantunan selawat dari pengeras suara, pawai pun bergerak dari depan Masjid Syuhada. Momen ini tidak hanya menjadi tradisi tahunan, tetapi juga sebagai ungkapan cinta dan penghormatan kepada Nabi Muhammad.
Ahmad Mustofa, perwakilan Majelis Burdah Baamang Tengah, menjelaskan bahwa tradisi ini sudah berlangsung bertahun-tahun. Pawai ini terinspirasi dari tradisi ulama di Banjar, khususnya Martapura, yang rutin menggelar Burdah keliling untuk menolak bala. Namun, di Baamang Tengah, kegiatan ini diadakan khusus pada bulan Maulid.
“Ini adalah bentuk kebahagiaan kami dalam menyambut bulan kelahiran Nabi,” ujar Ahmad. “Pawai obor kami selenggarakan sebagai wujud penghormatan dan sarana berbagi kebaikan.”
Selain pawai obor, kegiatan sosial menjadi inti dari acara ini. Majelis Burdah dan jamaah bersama-sama mengumpulkan sumbangan beras yang kemudian dibagikan kepada warga sekitar di sepanjang rute pawai. Sebanyak 1.000 kilogram beras disiapkan dalam kantong plastik dan dibagikan dengan penuh kebahagiaan. Gerobak yang membawa beras mengikuti di belakang barisan anak-anak pembawa obor, menjadikan pawai ini tidak hanya simbolis, tetapi juga sarat makna sosial.
“Ini semua berkat kerjasama para donatur dan jamaah,” kata Ahmad. “Setiap tahun kami selalu berbagi, dan itu merupakan salah satu cara kami meneladani kebaikan Nabi Muhammad.”
Bagi masyarakat Baamang Tengah, pawai obor dan aksi sosial ini tidak hanya menjadi rutinitas, tetapi juga perwujudan cinta mereka kepada Nabi Muhammad. Ahmad mengingatkan pentingnya bagi umat untuk selalu merayakan kelahiran Nabi dengan penuh rasa syukur, layaknya merayakan kelahiran keluarga sendiri.
“Sebagai umat Nabi Muhammad, kita wajib mencintai beliau dan meneladani akhlaknya,” tambah Ahmad. “Beliau adalah Uswatun Hasanah, teladan yang baik, dan semangat untuk mempelajari serta mengamalkan ajarannya harus selalu kita tanamkan, terutama kepada generasi muda.”
Majelis Burdah Baamang Tengah berharap tradisi pawai obor dan aksi sosial ini terus hidup, menjadi sumber inspirasi bagi generasi mendatang. Semangat kebersamaan, kepedulian, dan cinta kepada Nabi Muhammad yang diwujudkan dalam acara ini diharapkan mampu memperkuat tali silaturahmi dan solidaritas sosial di kalangan masyarakat. (C4)