CATATAN.CO.ID, Sampit – Selama 52 tahun berdiri di tanah sengketa, SDN 1 Baamang Tengah belum tersentuh bantuan pemerintah. Kondisi gedung sekolah tersebut pun sangat memprihatinkan.
“Sejak tahun 1970, berarti kurang lebih 52 tahun sekolah ini berdiri, belum pernah mendapatkan bantuan pemerintah. Bukannya pemerintah enggak mau, tapi tanah ini (sebelumnya) adalah tanah sengketa,” jelas Kepala SDN 1 Baamang Tengah, Hasanuddin, MS, Selasa, 20 September 2022.
Ditambahkannya, pemerintah tidak bisa mengeluarkan bantuan karena sekolah tersebut berdiri di tanah sengketa. Namun, permasalahan itu saat ini sudah diselesaikan olehnya sejak bulan Maret 2022 lalu.
Hasanudin, MS mengaku, dalam penyelesaian sengketa tanah tersebut, pihaknya dibantu oleh beberapa pihak lainnya, seperti pihak aset daerah, kejaksaan, kelurahan, dan kecamatan.
“Pada bulan Maret kemarin, dibantu oleh pihak aset Daerah, kejaksaan, kelurahan, dan Kecamatan, (permasalahan) status kepemilikan lahan sudah selesai,” terang Hasanuddin.
Maka dari itu, Kepsek tersebut bersama warga sekolah SDN 1 Baamang Tengah berharap bangunan sekolah mereka segera mendapatkan bantuan untuk perbaikan gedung sekolah.
Dari hasil pantauan tim catatan.co.id bangunan sekolah tersebut memang terlihat sudah tidak layak untuk dijadikan sebagai sarana pembelajaran. Bangunan sekolahnya pun terbuat dari kayu yang sudah tua.
Tampak beberapa kerusakan pada beberapa sudut-sudut di ruang kelas. Mulai dari plafon atap yang jebol, pilar kayu bangunan yang sudah lapuk dan tidak kokoh, serta dinding ruang kelas yang juga sudah lapuk.
Selain kondisi bangunan sekolah, Hasanuddin juga menerangkan bahwa jumlah toilet di sekolah itu pun juga kurang memadai. Saat ini, jumlah toilet yang ada hanya dua saja. Toilet tersebut digunakan oleh 300 murid dan guru serta staf SDN 1 Baamang Tengah.
“Seharusnya kan, 1 toilet itu untuk kapasitas 40 siswa dan 1 guru. Tapi di kita baru ada 2 saja untuk 300 siswa serta guru dan staf sekolah,” ujar Hasanuddin. (C10)