CATATAN.CO.ID, Sampit – Anggota Komisi III DPRD Kotawaringin Timur (Kotim)/ Dadang H Syamsu meminta agar budaya dan adat istiadat lokal dilestarikan
Salah satunya kata politisi PAN ini seni bela diri yang saat ini sedang dinaunginya yakni Kuntau Bangkui Salamat.
Dadang mengaku sudah secara langsung menyaksikan kegiatan seremonial kenaikan tingkat untuk peserta bela diri tradisional tersebut di Kecamatan Kota Besi.
Acara tersebut merupakan bagian dari pengakhiran untuk murid yang sudah menempuh pelatihan dan pendidikan seni bela diri khas Suku Dayak tersebut.
Menurutnya acara malam itu merupakan ranting perguruan silat tradisional Kuntau Bangkui Salamat. Proses penyerahan ilmu dari guru kepada murid
Diungkapkannya untuk saat ini perguruan bela diri tradisional Kuntau Bangkui Salamat ini berinduk di Kota Sampit memiliki 14 ranting dengan jumlah anggota 1.100 orang.
Bahkan kata dia pihaknya akan berupaya untuk terus merekrut generasi-generasi muda di daerah itu untuk bisa memahami dan melestarikan secara bersama-sama bela diri tersebut.
“Bagaimanapun kita harus menghidupkan kembali kegiatan-kegiatan pelestarian dan pemberdayaan terhadap kebudayaan kita yang menjadi identitas dan kebanggan sebagai masyarakat lokal ini,” ucap Dadang, Senin, 16 Mei 2022.
Seni Beladiri Bangkui sendiri merupakan seni beladiri yang gerakannya di inspirasi dari gerakan hewan bangkui yaitu sejenis monyet yang hidup dibelantara Kalimantan.
Di mana Bangkui digunakan sebagai jurus pamungkas untuk mematikan dan mengunci gerakan lawan, karena gerakan bangkui sendiri banyak mempunyai gerakan melumpuhkan lawan dengan hanya satu kali serangan, untuk itu Bangkui sangat berbahaya jika digunakan secara sembarangan.
Seni beladiri Bangkui kata dia menggunakan tangan kosong dan mengandalkan kelincahan gerakan pemainnya, meski ada juga beladiri Bangkui yang menggunakan toya/tongkat.
Bangkui lebih cenderung menyerang musuh dari bagian bawah dan langsung menyerang titik pertahanan tubuh lawan. (C4)