Legislator Soroti Antrean Mengular di SPBU

Anggota DPRD Kotim, M Kurniawan Anwar
Anggota DPRD Kotim, M Kurniawan Anwar.

CATATAN.CO.ID, Sampit – Kemacetan di pusat Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), semakin parah dan dikeluhkan warga. Deretan kendaraan yang parkir di bahu jalan, terutama di Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Suprapto, menjadi pemandangan yang hampir setiap hari terjadi.

Selain akibat parkir sembarangan, kemacetan juga disebabkan oleh antrean panjang kendaraan di sekitar SPBU, yang kerap menghambat arus lalu lintas, terutama pada jam-jam sibuk pagi dan sore.

Kondisi tersebut mendapat perhatian dari anggota DPRD Kotim Daerah Pemilihan I, Muhammad Kurniawan Anwar, yang menilai perlunya penanganan serius dan cepat dari pemerintah daerah.

“Kami ingin wajah kota ini tertata dengan baik. Mobilitas masyarakat di pusat kota sangat tinggi, sehingga semua pihak harus berperan menjaga ketertiban, termasuk pengguna jalan dan pemilik usaha di sepanjang jalur utama,” ujar Kurniawan, Selasa, 14 Oktober 2025.

Menurut Kurniawan, persoalan kemacetan akibat antrean kendaraan di Jalan Suprapto bukan hal baru. Masalah ini sudah berlangsung lebih dari tiga tahun tanpa penanganan berarti, dan semakin mengganggu aktivitas warga.

“Sudah lebih dari tiga tahun antrean kendaraan di SPBU itu dibiarkan tanpa solusi. Pemerintah daerah perlu segera mengevaluasi dan menertibkannya, karena ruas jalan di kawasan itu tergolong sempit dan padat aktivitas,” tegasnya.

Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) ini menilai, kawasan Mentawa Baru Hilir kini menjadi titik paling padat di Sampit, sehingga memerlukan langkah konkret dalam penataan lalu lintas dan pengaturan parkir kendaraan.

Kurniawan juga meminta petugas Dinas Perhubungan (Dishub) dan Satlantas Polres Kotim untuk meningkatkan pemantauan rutin di titik-titik rawan kemacetan. Ia menegaskan bahwa penertiban parkir liar dan pengawasan antrean kendaraan di SPBU harus dilakukan secara konsisten.

“Jangan dibiarkan terlalu lama. Jika terjadi kemacetan, harus segera diurai. Pemerintah daerah perlu bertindak tegas agar wajah kota ini tidak semakin semrawut,” pungkasnya.

Ia juga mendorong Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) untuk turun langsung meninjau kondisi di lapangan guna mencari solusi jangka panjang bagi permasalahan transportasi di Kota Sampit. (C-A)

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *