Legislator ini Menilai Dampak Pembangunan di Kotim Tiga Tahun Terakhir Belum Terasa

Ketua Fraksi Golkar DPRD Kotim, Nadie paling kiri bersama jajaran anggota fraksi lainnya.
Ketua Fraksi Golkar DPRD Kotim, Nadie paling kiri bersama jajaran anggota fraksi lainnya.

CATATAN.CO.ID, Sampit – Fraksi Partai Golongan Karya (Golkar) DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur mencoba merangkum catatan legislatif. Menurut fraksi itu, 3 tahun pemerintahan Pemerintahan Kabupaten Kotim belum terasa dampaknya bagi warga.

“Tergambar dari keluhan masyarakat saat kunjungan reses yang kami laksanakan ke daerah-daerah. Sehingga, kami patut mengingatkan konsistensi terhadap program prioritas,” kata Ketua Fraksi Golkar DPRD Kotim, Nadie, Rabu, 12 Juli 2023.

Dalam hal infrastuktur misalnya, bantuan alat berat yang sudah direalisasikan kepada kecamatan masih belum dirasakan, tidak terlihat secara signifikan antara sesudah dan sebelumnya.

“Karena masih banyak keluhan jalan rusak di daerah hulu, terutama di musim penghujan,” imbuh Nadie.

Dalam hal pendidikan misalnya, salah satu cara meningkatkan kualitas hidup masyarakat, belum ditangkap desain pengembangan SDM Kotim secara nyata.

“Terutama dalam optimalisasi Bonus demografi dan tantangan Perkembangan teknologi digital dewasa ini, sehingga dalam kurun 15 hingga 100 tahun Indonesia merdeka kita telah bisa memproyeksikan capaian kondisi dan kualitas SDM
Kotim,” terang Nadie.

Dalam hal teknis jangka pendek yang masih
dirasakan masyarakat, beban Pendidikan
masyarakat yang semakin tinggi, hingga
permasalahan zonasi yang sampai saat ini belum tuntas dan belum termonitor dengan baik.

“Sehingga berdampak pada kasus tidak lanjut/ menunda masuk sekolah karena jauh dan biaya disekolah swasta yang lebih mahal,” jelas Nadie.

Dalam sektor pariwisata yang diharapkan menjadi bagian dari PAD, Fraksi Golkar belum melihat kerja nyata yang terintegrasi dalam mendukung pariwisata Kotim. Yang baru terlihat saat ini rekreasi masyarakat di
beberapa destinasi di momen-momen tertentu, tidak terjadi secara konsisten dan itu hanya terjadi pada masyarakat lokal belum terlihat motivasi orang dari luar secara khusus untuk menyengaja berkunjung ke Kotim untuk berwisata.

“Kalau kita ingin menjadikan pariwisata, tentu harus didukung dengan infrastuktur jalan, kemudahan ijin usaha sektor pariwisata, edukasi dan pembinaan
masyarakat di sekitar destinasi dan faktor lainnya yang secara konsisten dan kolektif harus dilakukan,” ucap Nadie.

Terkait dengan itu juga Fraksi Golkar mendorong eksekutif untuk mendesain dan melaksanakan pembangunan kota Sampit menjadi kota modern dan ramah lingkungan. (C10)

hut kotim 72 catatan.co.id

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *