Kotim Perlu 3 Hal ini dalam Komitmen Bersama Penerapan Smart City 

Penandatangan komitmen bersama Smart City, di aula Bapelitbanda Kotim, Rabu, 21 September 2022.

CATATAN.CO.ID, Sampit – Penerapan Smart City memerlukan 3 hal yang harus menjadi komitmen bersama. Hal tersebut dibahas pada Program Bimbingan Teknis (Bimtek) Smart City tahap 4 yang dilaksanakan di Bapelitbangda Kotim, Rabu, 21 September 2022.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kotim, Multazam mengatakan, ada 3 titik yang harus menjadi komitmen bersama-bersama dalam menuju Smart City ini. Pertama adalah integrasi, berikutnya adalah kolaborasi, dan yang ketiga adalah berkelanjutan atau sustainability.

Integrasi pada konsep Smart City ini secara gamblang disinggung oleh Rektor Universitas Darwan Ali (UNDA), Dr Wendy Kesuma pada bimbingan teknis tahap IV ini. Menurutnya, integrasi sangat dibutuhkan oleh masyarakat, terutama pada sektor birokrasi dan layanan publik.

Dirinya mencontohkan bagaimana sistem layanan publik masih berdiri sendiri untuk setiap sektor dan belum terintegrasi satu sama lain. Padahal, dengan adanya integrasi, tata kelola kabupaten atau kota dapat berjalan menjadi lebih efisien.

“Perlu efisiensi yang besar. Masalahnya sekarang kan data di Disdukcapil beda, sama KPU beda, sama BPS juga beda. Nah, ini kan perlu integrasi sistem, ” ujar Wendy.

Sementara itu, kolaborasi dalam konsep Smart City ini juga disinggung oleh Wendy Kesuma

Dirinya mengatakan untuk bisa mencapai Smart City, pemerintah tidak bisa berjalan sendiri. Maka dari itu, perlu adanya platform yang mewadahi peran aktif masyarakat. Terlebih, masyarakat saat ini didominasi oleh usia muda yang memang juga sangat fasih dalam memanfaatkan teknologi.

“Dalam Smart City ini, kolaborasi dan sinergi memang sangat besar peranannya. Bagusnya itu masyarakat bisa menyelesaikan masalahnya sendiri,” kata Wendy.

Wendy juga menjelaskan, belajar dari Smart City yang bagus di luar negeri, yang established. Mereka itu menumbuhkan lingkungan yang mudah bagi masyarakatnya untuk membuat solusi atas masalahnya yang mereka sendiri.

” Jadi mereka dengan dukungan pemerintah bisa membuat aplikasi sendiri di situ, dengan masalah yang tentunya pemerintah tidak bisa selesaikan semua sendiri. Perlu campur tangan bantuan dari masyarakat,” katanya.

Sementara itu, sifat program yang berkelanjutan atau sustainability disinggung oleh Kepala Diskominfo Kotim. Ia berharap dengan program tersebut tidak hanya berakhir sebagai tulisan di atas kertas. Tetapi, Program Smart City tersebut diterapkan dalam Action Plan.

“Nah, kita berharap Smart City ini bukan menjadi hanya sekadar tulisan, semangat. Tetapi, juga ada action plan,” ujar Mumtazam. (C10) 

 

 

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *