CATATAN.CO.ID, Sampit – Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kotawaringin Timur, M Irfansyah melalui Kepala Bidang Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), Edie Sucipto mengatakan, di wilayah setempat masih kekurangan guru penggerak untuk jenjang TK, SD, dan SMP.
“Karena setiap angkatan itu kan bergabung semua jenjang. Baik TK, SD, SMP, dan SMA. Sampai sekarang, Guru Penggerak angkatan ke-11, jumlah keseluruhan tidak sampai 100 orang,” ujarnya, Rabu, 7 Agustus 2024.
Padahal, dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 40 Tahun 2021, untuk bisa menjadi kepala sekolah di antara syaratnya adalah sertifikat pendidik dan sertifikat guru penggerak.
Edie menyebutkan, setiap angkatan rata-rata terdapat 34 orang Guru Penggerak. Bahkan, pada angkatan ke-9, dari 34 orang tersebut 32 orangnya berasal dari jenjang SMA. Sedangkan pada jenjang SD dan SMP, masing-masing hanya menghasilkan 1 guru penggerak.
“Nah, yang SMA ini kan bukan ranah kami untuk mengangkat mereka menjadi kepala sekolah. Tetapi, ranah Pemerintah Provinsi. Sedangkan di ranah kabupaten, kami mengharapkan Guru Penggerak dari jenjang TK, SD, dan SMP,” tutur Edie.
Adapun, dia menyampaikan hal tersebut usai menggelar kegiatan Sinkronisasi Jumlah Data Pendidik dan Kependidikan serta Penguatan Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah dan Guru melalui Platform Merdeka Mengajar (PMM).
Kegiatan yang digelar di salah satu hotel berbintang di Jalan Jenderal Sudirman Sampit itu diikuti 91 orang kepala sekolah dari 4 kecamatan yang meliputi, Mentawa Baru Ketapang, Baamang, Seranau, dan Kota Besi. Kegiatan ini dibuka langsung oleh M Irfansyah.
“Seperti kata Bapak Kepala Dinas Pendidikan Kotim, sasaran kegiatan ini ialah kita ingin data-data jumlah tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang ada di tempat kita ini valid, benar, dan tepat sasaran,” demikian Edie Sucipto. (C10)