CATATAN.CO.ID, Sampit – Pusat Kegiatan Gugus Markisa berkolaborasi dengan Universitas Darwan Ali mengelar PCP Pendidikan kilat berjenjang tingkat dasar dalam pencegahan stunting di era digital, Sabtu, 25 Februari 2023.
Dinas Pendidikan Kotawaringin Timur yang diwakilkan Muhammad Aqbar mengapresiasi diklat tersebut.
“Ini tampil beda saya beri bintang lima,” ujarnya.
Materi dikombinasikan dengan pengaplikasian informasi teknologi menggunakan perangkat lunak Canva dan diajarkan langsung oleh dosen Sistem Informasi Unda.
Di antaranya adalah pembuatan poster atau paplet digital untuk menyebar promosi informasi cegah stunting yang dapat dicetak maupun langsung di posting untuk dibagikan melalui media sosial. Hal ini dinilai sangat menjangkau masyarakat era digital seperti saat ini.
Dalam kegiatan itu hadir pula fasilitator dari Dinkes, Multiansyah, seorang ahli gizi dari PERSAGI. Kehadirannya pun menambah memperkaya ilmu dan wawasan guru-guru PAUD dalam mengolah makanan yang tepat dan sesuai dgn profil kebutuhan gizi harian anak usia dini.
Ketua PKG Markisa Siti Majidah menyampaikan, fasilitator saat diklat itu terdiri dari beberapa bidang keahlian di antaranya kesehatan, pendidikan, dan teknologi komputer.
“Sehingga guru-guru PKG Markisa tidak hanya belajar tentang pemenuhan gizi seimbang. Tapi juga belajar cara membuat data analisis pertumbuhan anak usia dini serta cara membuat promosi pengentasan stunting,” kata Siti Majidah.
Sementara itu Kepala Program Studi Sistem Informasi Unda Minarni menambahkan, pemanfaatan teknologi informasi untuk mempercepat penyebaran informasi mengenai stunting merupakan salah satu solusi yang tepat untuk menangani masalah kesehatan yang kompleks.
“Oleh karena itu, kami sangat mengapresiasi kegiatan pengabdian masyarakat yang telah dilakukan oleh para dosen bekerja sama dengan PKG Markisa, dinas pendidikan serta Dinkes Kotim,”katanya.
Pihaknya optimis bahwa kegiatan ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat Kotim. Terutama bagi anak-anak yang rentan terhadap stunting.
Selain itu, kolaborasi antara lembaga pendidikan dan pemerintah juga merupakan faktor kunci dalam menangani masalah kesehatan seperti stunting.
“Saya berharap kegiatan ini dapat menjadi contoh bagi lembaga pendidikan dan pemerintah di daerah lain untuk mengabdikan diri kepada masyarakat dengan memanfaatkan teknologi informasi dan kolaborasi yang baik antara berbagai pihak,” kata Minarni. (C1)