CATATAN.CO.ID,Sampit- Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur menggelar Rembuk Stunting dalam rangka menekan kasus stunting yang disebut Survei Kesehatan Indonesia menunjukkan peningkatan.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengeendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kotim, Imam Subekti mengatakan berbagai upaya dilakukan untuk percepatan penurunan stunting. Namun dari hasil dari Survei Kesehatan Indonesia Kotim mengalami kenaikan dari 27 menjadi 35.
“Rembuk stunting ini kita lakukan untuk mencari solusi. Sebab itu kita terus bergerak dan kita tetap melakukan kegiatan, dan di hari ini disepakati ada 16 lokus stunting untuk tahun 2025 dengan sebanyak 16 desa,” katanya.
Dirinya mengungkapkan, DP3AP2KB akan melakukan satu kegiatan lagi yaitu gerakan pos yandu serentak di bulan Juni dan Juli.
“Jadi ini nanti bisa memberikan gambaran bagaimana survei kesehatan Indonesia itu akan kita sandingkan datanya. Apakah memang sebesar itu atau lebih kecil. Karena kita ingin tahu secara keseluruhan data balita lewat posyandu,” ungkapnya.
Menurut Imam, tidak semuanya balita di Kotim dibawa oleh orang tuanya ke posyandu. Sehingha otomatis tidak terdata.
“Kita berharap semua balita didata, kemungkinan akan kita lakukan jemput bola ke rumah-rumah,” katanya.
Adapun Rembuk Stunting yang digelar bertema melalui sinergi program dan pendekatan keluarga. Dengan begiru diharapkan terwujud percepatan penurunan stunting untuk menciptakan generasi sehat, cerdas dan unggulan .
“Ini merupakan sarana bantu penyuluhan yang berupa seperangkat alat permainan edukatif dan media berisi materi yang dipergunakan kader untuk memberikan penyuluhan kepada keluarga yang mempunyai balita.,” katanya. (C8)