Kasihan, Diduga Korban Eksploitasi Anak, Bocah ini Mengamen Setiap Hari dan Tak Sekolah

Seorang bocah pengamen yang diduga menjadi korban eksploitasi anak di Sampit saat ditanya wartawan.
Seorang bocah pengamen yang diduga menjadi korban eksploitasi anak di Sampit saat ditanya wartawan.

CATATAN.CO.ID, Sampit – ED seorang anak berusia sekitar7 tahun di Sampit, Kotawaringin Timur diduga menjadi korban eksploitasi anak.

Mirisnya lagi anak laki-laki ini mengaku tak pernah mengenyam pendidikan. Ia dipaksa mencari uang dari jalan ke jalan di dalam kota setiap harinya.

ED mengaku tak pernah sekolah.  Sebab ada larangan dari orang tuanya. Hanya kedua kakanya yang bersekolah dan telah menyelesaikan Pendidikan di tingkat SMA.

“Saya diantar sama kakak untuk kerja sebagai pengamen menggunakan motor. Saya tidak sekolah kakak saya saja yang sekolah, ” kata ED, saat ditanyai  wartawan, baru-baru ini.

Namun dirinya mengaku hal itu dilakukan orang tuanya untuk mencukupi  kebutuhan dirinya dan keluarga.

Menurut pengakuan ED, bapaknya bekerja sebagai tukang urut panggilan. Sementara ibunya mengurus rumah tangga beserta ketiga adiknya.

“Uang sehari paling Rp 50 ribu  sampai Rp 100 ribu. Kalau tidak ada uang pas pulang ya dimarahin, ” ungkapnya.

Anak mendukung. Sehingga akhirnya ia, tak bisa mendapat pendidikan yang layak seperti anak seusianya.

“Kalau disuruh sekolah saya mau sekolah,” ujarnya.

Ketika ditanya soal cita-citanya ED tak mau menjawab. Saat ini yang ia tahu hanya mengamen dan bagaimana cara mendapatkan uang sesuai permintaan orang tuanya.

Salah seorang pengunjung kafe, Januar mengatakan, ED sudah sering terlihat mengamen di tempat tersebut. Bahkan hampir setiap hari datang walau hanya sebentar.

“Ya setiap hari saya lihat. Dia nyanyinya juga hanya sebentar. Setelah itu langsung minta duit dan langsung pergi,” kata Januar. (C11)

 

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *