CATATAN.CO.ID, Sampit – Ketua DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur Rinie meminta semua upaya dilakukan untuk percepatan penanganan stunting di daerah ini. Harapannya agar penyakit gagal tumbuh pada anak itu bisa terus ditekan sekecil mungkin.
Menurut Rinie, keberadaan Kampung KB salah satu yang bisa dioptimalkan dalam upaya ini. Dia yakin Kampung KB bisa menjadi sarana untuk mencapai tujuan optimalisasi penanganan stunting.
“Program Kampung KB harus dijalankan dengan baik sesuai rencana. Pendampingan dan edukasi kepada masyarakat melalui program ini diharapkan lebih optimal sehingga tujuan menurunkan kasus stunting bisa tercapai,” kata Ketua DPRD Kotawaringin Timur, Rinie di Sampit, Rabu, 31 Agustus 2022.
Prevalensi stunting di Kotawaringin Timur menurut SSGI tahun 2021 sebesar 32,5 persen dan menurut EPPGBM sebesar 24 persen dengan target yang disyaratkan untuk tahun 2022 pada pada skala SSGI sebesar 26,25 persen dan skala EPPGBM sebesar 22 persen dan untuk Kalimantan Tengah target yang ditetapkan untuk 2024 sebesar 15,17 persen akan dapat tercapai.
Saat ini juga sudah dibentuk 330 tim pendamping di 185 desa/kelurahan dengan jumlah anggota 990 orang. Semua anggota tim pendamping telah mengikuti orientasi dengan kemampuan aplikasi elsimil dalam rangka pendampingan remaja pranikah, pendampingan ibu hamil dan melahirkan, serta pendampingan pasca melahirkan. Seluruh anggota tim diberi bantuan diberi bantuan Rp100.000 setiap bulan.
Selain itu, telah dibentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tingkat kabupaten. TPPS diketuai Wakil Bupati Irawati, sedangkan Bupati Halikinnor sebagai penasihat. Dari 185 desa/kelurahan yang ada, tersisa di Desa Sebungsu Kecamatan Telaga Antang yang belum terbentuk. Jumlah personel di tingkat desa mencapai 2.000 orang lebih.
DPRD mendukung penuh upaya-upaya yang dilakukan dalam penanganan stunting. Ini sebagai wujud lembaga legislatif terhadap tekad bersama untuk mengatasi penyakit gagal tumbuh pada anak yang diakibatkan kekurangan gizi parah itu.
Politisi PDIP ini mengapresiasi komitmen tinggi pemerintah daerah dalam menangani stunting selama ini. Bahkan, BKKBN Pusat memberikan penghargaan karena percepatan penanganan stunting di Kotawaringin Timur saat ini merupakan yang terbaik di Kalimantan Tengah.
Rinie mengimbau semua pihak turut terlibat membantu penanganan stunting. Perusahaan besar, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama dan pihak lainnya diharapkan berperan membantu mengedukasi masyarakat dalam meningkatkan asupan gizi kepada bayi, khususnya pada 1000 hari pertama kelahiran agar terhindar dari stunting.
Masyarakat juga diimbau meningkatkan kesadaran untuk memenuhi kebutuhan gizi anak. Berbagai program dan bantuan yang diberikan pemerintah diharapkan bisa dioptimalkan dalam rangka pencegahan maupun penanganan stunting.
“Saya yakin dengan komitmen dan tekad kita semua, kasus stunting di Kotawaringin Timur ini bisa terus kita tekan sehingga nantinya generasi penerus kita bisa terbebas dari stunting,” pungkas Rinie. (C2)