CATATAN.CO.ID, Sampit – Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur Riskon Fabiansyah berharap, Kajian Risiko Bencana (KRB) yang disiapkan Badan Penganggulangan Bencana Daerah Kotim tidak hanya berakhir sebagai data.
“Kalau tidak dijalankan. Ya, hanya sebagai data saja. Tanpa ada manfaatnya untuk Kotim,” ujarnya.
Menurutnya, Kajian risiko bencana ini sangat diperlukan. Ini sebagai platform pemerintah dalam menghadapi kebencanaan, seperti kebakaran hutan dan lahan, dan juga banjir.
Sementara itu, Kepala BPBD Kotim, Rihel mengonfirmasikan penyusunan dokumen KRB saat ini sedang dalam proses pembuatan dokumen Pengurangan Risiko Bencana.
“Dokumen KRB-nya sudah selesai. Tinggal nanti menindak lanjutinya lagi. Sekarang sedang membuat dokumen PRBnya saja, untuk lebih rinci lagi,” paparnya.
Katanya, pembuatan dokumen KRB ini pun disusun secara kolaboratif dan sinergis dengan melibatkan berbagai pihak.
“Untuk dokumen KRB baru tahun ini dibuat dengan kerja sama UI (Universitas Indonesia) Jakarta dan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana),” ungkap Rihel.
Dokumen tersebut disusun berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan dan juga Indeks Ketahanan Masyarakat (IKM) dan Indeks Ketahanan Daerah (IKD). Kedua indeks tersebut merupakan upaya untuk mengukur kapasitas penanggulangan bencana di suatu wilayah.
“IKM untuk level desa. Sedangkan, IKD untuk level kabupaten,” tutur Rihel. (C10)









