CATATAN.CO.ID, Sampit – Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kotawaringin Timur, Susiawati menekankan, tidak boleh ada bullying atau perundungan di sekolah.
“Kami mohon kepada Bapak/Ibu kepala sekolah memberikan arahan dan petunjuknya kepada peserta didiknya. Agar, seluruh satuan di satuan pendidikan bebas dari bullying,” ujarnya, Kamis, 12 Januari 2023.
Menurutnya, justru seharusnya, satuan pendidikan menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi semua peserta didik.
Larangan terhadap perilaku bullying di sekolah juga sudah digaungkan Direktorat Sekolah Dasar Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kementerian Penididikan dan Kebudayaan Riset Teknologi Republik Indonesia (Direktorat SD, Ditjen PAUD Dikdasmen, Kemendikbud Ristek RI).
Melalui buku panduannya yang berjudul “Stop Perundungan/Bullying yuk!” dan dirilis pada 2021, bullying bahkan tidak hanya berdampak pada korban. Tapi, bisa juga berdampak pada pelaku bullying.
Dampak bullying bagi korban, meliputi kesakitan fisik dan psikologis, merosotnya kepercayaan diri, malu, trauma, merasa sendiri, dan serba salah.
Lebih parahnya lagi, dampaknya akan membuat korban mengasingkan diri dari sekolah, hingga membuatnya takut sekolah, menderita ketakutan sosial. Bahkan, dapat timbul keinginan untuk bunuh diri dan mengalami gangguan jiwa.
Sementara itu, dampak bullying bagi pelaku adalah pelaku bullying akan memiliki pemahaman bahwa tidak ada risiko apapun bila mereka melakukan kekerasan atau mengancam anak lainnya.
Dan, ketika dewasa, pelaku bullying memiliki potensi lebih besar untuk menjadi pelaku kriminal dan akan bermasalah dalam fungsi sosialnya.
Adapun, upaya pencegahan bullying yang dapat dilakukan satuan pendidikan. Yaitu dengan adanya kerjasama dan komunikasi aktif antara siswa, orang tua, dan guru, dan pemberlakuan kebijakan anti bullying yang dibuat bersama dengan siswa. (C10)
