CATATAN.CO.ID, Sampit – Ekskavator bantuan pemerintah yang semula diharapkan dapat membantu petani di Kecamatan Pulau Hanaut, Kabupaten Kotawaringin Timur, kini justru terbengkalai. Alat berat tersebut hanya terparkir di halaman Kantor Balai Penyuluh Pertanian (BPP) setempat karena tidak dapat dioperasikan akibat kondisi infrastruktur yang tidak mendukung.
“Pergeseran alat berat sangat sulit karena lebar jalan di wilayah kami hanya sekitar dua meter. Selain itu, jalan semenisasi yang ada tidak cukup kuat menahan bobot ekskavator yang mencapai 4 hingga 6 ton,” ujar Camat Pulau Hanaut, Dedi Purwanto, Sabtu, 17 Mei 2025.
Dedi menuturkan, ekskavator tersebut sebenarnya memiliki potensi manfaat. Namun, kondisi jalan yang sempit dan jembatan kayu yang rapuh membuatnya nyaris tidak bisa digunakan.
Ia juga mengungkapkan bahwa biaya mobilisasi ekskavator menggunakan kapal loging cukup tinggi, bahkan bisa mencapai lebih dari Rp10 juta. Hal ini menjadi kendala tambahan bagi pemanfaatan alat berat tersebut.
Terkait rencana Bupati Kotim Halikinnor untuk menarik kembali ekskavator tersebut, Dedi menyatakan tidak mempermasalahkannya.
“Kalau memang mau ditarik, silakan saja. Mungkin alat itu bisa lebih bermanfaat di kecamatan lain atau di dinas terkait. Harapan kami, ke depannya bisa diberikan bantuan berupa ekskavator mini yang bisa melewati jalan sempit atau kelotok besar untuk memudahkan akses,” ujarnya.
Ia menyayangkan kondisi ini karena ekskavator tersebut hanya sesekali dipanaskan agar mesinnya tidak rusak.
“Padahal alat ini bernilai cukup besar. Sayang sekali kalau hanya menjadi pajangan karena tidak sesuai dengan kondisi wilayah kami,” pungkasnya. (CA/*)