Irfansyah Dorong Guru Kuasai Deep Learning

Kadisdik Kotim, M. Irfansyah.
Kepala Dinas Pendidikan Kotim, M Irfansyah.

CATATAN.CO.ID, Sampit – Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Muhammad Irfansyah mendorong inovasi dalam dunia pendidikan dungeon memperkenalkan pendekatan deep learning bagi guru kelas di tingkat dasar. Pendekatan ini dianggap penting untuk menyelaraskan implementasi Kurikulum Merdeka dengan tuntutan zaman yang semakin berbasis teknologi dan pemahaman mendalam.

“Kurikulumnya tetap Kurikulum Merdeka, hanya sekarang penekanannya pada pembelajaran yang lebih mendalam atau deep learning. Ini bukan soal ganti kurikulum, tapi agar pembelajaran bisa lebih bermakna,” ujar Irfansyah, Minggu, 27 Juli 2025.

Ia menegaskan pengembangan bahan ajar ke depan tidak hanya menyesuaikan dengan standar kurikulum, tetapi juga harus mampu mengaktifkan cara berpikir kritis, kolaboratif, dan reflektif dari para siswa.

“Bahan ajarnya hampir mirip dengan sebelumnya, hanya sekarang semuanya berbasis teknologi dan harus mampu mendorong guru untuk menghadirkan pengalaman belajar yang lebih dalam di kelas,” tambah Irfansyah.

Tak hanya fokus pada guru kelas, Disdik Kotim juga merancang agar pendekatan deep learning dapat diterapkan oleh guru mata pelajaran lain seperti Pendidikan Agama Islam dan PJOK. Tujuannya adalah pemerataan kompetensi dan inovasi pembelajaran lintas bidang.

Sementara itu, Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Disdik Kotim, Edi Sucipto, menegaskan bahwa deep learning tidak hanya mengandalkan penguasaan materi oleh guru, tetapi menuntut partisipasi aktif dari siswa dalam memahami, mengimplementasikan, dan merefleksikan proses belajar.

“Intinya, bukan hanya gurunya yang ditingkatkan, tapi juga bagaimana siswa bisa benar-benar memahami, mengaplikasikan, dan merefleksikan apa yang mereka pelajari. Ini proses yang harus menyatu antara guru dan murid,” ujarnya.

Dengan pendekatan ini, Disdik Kotim berharap kualitas pembelajaran di kelas-kelas dasar bisa meningkat secara signifikan, tidak hanya dalam aspek kognitif, tetapi juga membentuk karakter dan keterampilan berpikir abad ke-21. (C-A)

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *