CATATAN.CO.ID, Sampit – Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui. Begitulah peribahasa yang rasanya dapat menggambarkan sebuah alat inovatif hasil desain siswa SDN 4 Ketapang. Dengan alat ini, siswa bisa berolahraga sambil mencacah sampah di saat yang bersamaan.
“Alatnya seperti sepeda. Jadi, tinggal dikayuh. Nanti, sampahnya masuk (sambil menunjuk) sini. Ada pisaunya,” jelas Asykuriah, guru pembina pengelolaan lingkungan di SDN 4 Ketapang, Senin, 31 Oktober 2022.
Alat tersebut memang berbentuk seperti sebuah sepeda statis yang acapkali kita lihat di pusat kebugaran. Namun, bentuknya dimodifikasi agar memiliki fungsi lain, yakni mencacah sampah.
Di bagian depan, terdapat dua set gir rantai yang menghubungkan pedal sepeda dengan alat pencacah sampahnya. Seperti yang dijelaskan Asykuriah, pada alat pencacah sampah, terdapat beberapa mata pisau yang disusun menjadi sebuah kesatuan berbentuk lingkaran berporos.
Jika pedal itu dikayuh, maka di saat yang sama, lingkaran mata pisau akan berputar pada porosnya. Sehingga, sampah pun bisa tercacah.
Adapun, rangkaian mata pisau itu dilindungi plat cover yang ujungnya diberikan lubang pipa sebagai inlet, tempat masuknya sampah. Berbagai jenis sampah bisa dicacah, baik sampah organik, maupun non organik.
Pada proses pembuatannya, siswa SDN 4 Ketapang pun dilibatkan mulai dari tahap desain, pembelian spare part, pengecatan, dan monitoring pembuatan. Mereka mengerjakannya dengan dibimbing para guru SDN 4 Ketapang.
Hebatnya lagi, siswa SDN 4 Ketapang memanfaatkan barang-barang bekas untuk dijadikan sebagai spare part sepeda statis itu. Langkah ini dipakai dalam rangka menekan biaya pembuatan sepeda statis tersebut.
Adapun, karena faktor perhitungan safety, proses pembuatan keseluruhan body sepeda statis pencacah sampah tersebut dikerjakan pihak eksternal sekolah, yakni melalui penyedia jasa bengkel. Terlebih, proses pengerjaannya membutuhkan kompetensi teknis dari orang yang sudah dewasa.
“Pembuatannya bodynya di bengkel, ya. Siswa dilibatkan pada saat mendesain, pembelian sparepart, melihat proses pembuatan sambil belajar, sedikit bantu menyusun komponen body yang sudah dibuat, sama pengecatannya. Karena kita melihat faktor keamanan dan keselamatannya. Kan harus ngelas, gerinda, dan segala macam,” ujar Asykuriah.
Tentu, alat ini dapat digunakan siswa SDN 4 Ketapang untuk mendapatkan 2 manfaat sekaligus. Manfaatnya, siswa menjadi sehat dan berpartisipasi dalam pengelolaan lingkungan agar tetap lestari.
Dalam pembuatannya pun, Asykur mengatakan, SDN 4 Ketapang juga mendapat bantuan dana hasil kemitraan dengan pihak swasta, yakni PT Trakindo. Tak hanya untuk sepeda statis pencacah sampah, bantuan dana itu pun direalisasikan SDN 4 Ketapang untuk membuat proyek siswa lainnya. (C10)