CATATAN.CO.ID, Sampit – Anggota Komisi II DPRD Kotawaringin Timur, Hj Darmawati menyebut kenaikan harga elpiji non subsisi semakin mencekik masyarakat di tengah kondisi ekonomi pasca diguncang Covid-19.
“Besar harapan masyarakat selaku pemegang pemangku kebijakan agar mengevaluasi ini dan mempertimbangkan lagi, agar kembali ke harga biasanya,” kata Darmawati, Minggu, 13 Maret 2022.
Saat ini harga elpiji non subsidi di Sampit untuk kemasan 5,5kg berkisar Rp95.000 hingga RP100.000 per tabung. Sedangkan tabung 12 kg sekitar Rp200.000. Karena itu ia khawatir pada akhirnya nanti masyarakat yang sudah menggunakan elpiji non subsidi ini beralih kepada subsidi 3 kilogram, karena mahalnya harga elpiji non subsisi itu.
“Kalau sampai mereka beralih ke subsidi, maka akan ada kelangkaan elpiji subsidi nantinya,” tegas politisi Partai Golongan Karya tersebut.
Di sisi lain lagi harga-harga makanan di rumah makan juga akan berdampak, manakala kondisi ini tetap dibiarkan seperti saat ini.
“Sekarang saja masyarakat ekonomi ke bawah sulit dapatkan elpiji subsidi, apalagi kalau pengguna non subsidi beralih ke situ nantinya, ini yang harus diantisipasi masyarakat,” ucapnya.
Menurut Darmawati kenaikan elpiji nonsubsidi yang terjadi saat ini dianggap tidak tepat, karena hampir semua sektor usaha masyarakat terdampak setelah diterpa Covid-19.
Ia meminta jangan beban masyarakat semakin bertambah dengan kebijkan pemerintah yang menaikkan gas elpiji nonsubsidi tersebut, dan jika dibiarkan maka ini akan jadi masalah baru. (C4)