CATATAN.CO.ID, Sampit – Bupati Kotawaringin Timur Halikinnor mengaku sangat kecewa dengan aksi pengrusakan di Terowongan Nur Mentaya. Ia menduga itu dilakukan oleh orang yang tidak bertanggungjawab.
Dia menegaskan Terowongan Nur Mentaya bukan milik pemerintah. Melainkan milik masyarakat. Jadi sudah sepatutnya masyarakat turut menjaga jangan sampai ada aksi perusakan di ikon wisata Kotim tersebut.
Halikinnor menyoroti pot yang pecah dan ornamen hilang di Terowongan Nur Mentaya. “Kalau sampai ada yang pecah seperti itu berarti sebuah kesengajaan,” sesal Halikin, Kamis, 22 Desember 2022.
Ia menegaskan, walaupun di sana dekat Markas Polsek Baamang, namun seluruh masyarakat diimbau untuk turut menjaga fasilitas umum. Karena apabila terjadi kerusakan akan memerlukan biaya perbaikan lagi. Selain itu, kerusakan juga menghilangkan keindahan Terowongan Nur Mentaya.
Bupati menambahkan, sejak dinyalakan perdana pada 10 Desember 2022 di Terowongan Nur Mentaya memunculkan pusat ekonomi baru. Banyak masyarakat berjualan di sana karena ramainya pengunjung. Tentu ini berdampak positif bagi perekonomian masyarakat.
Walapun begitu Halikin juga punya saran untuk pedagang yang berjualan di sana. “Tolong yang berjualan bawa tempat sampah sendiri atau karung goni untuk tempat sampah. Petugas kebersihan memang sudah ada, paling (membersihkan) sisa-sisanya. Kalau bisa bersih semua,” ujarnya.
Selain itu, Halikinnor juga menegaskan bahwa tidak ada pungutan parkir di Terowongan Nur Mentaya. Sehingga dia meminta agar seluruh pengunjung menata dengan baik parkir kendaraannya.
Sebelumnya diberitakan, sejumlah ornamen di Terowongan Nur Mentaya rusak. Setidaknya ada di empat tiang PJU yakni ornamen berbentuk telawang yang terbuat dari mika hilang dari tempatnya. Selain itu, ada sebuah pot yang pecah, padahal baru diletakkan di atas draenasi di Jalan Tjilik Riwut tersebut. (C4)
