CATATAN.CO.ID, Sampit– Di tengah derasnya arus teknologi dan dominasi gadget pada generasi muda saat ini, SMP Negeri 4 Sampit berhasil menunjukkan bagaimana guru dapat menjawab tantangan zaman dengan strategi tepat dan pendekatan yang penuh kasih.
Kasi Peserta Didik dan Pengembangan Karakter Dinas Pendidikan Kotawaringin Timur (Kotim), M Ikram, menjelaskan bahwa anak-anak generasi sekarang nyaris tidak bisa lepas dari gawai. Namun, para guru di SMPN 4 Sampit tidak melarang penggunaan gadget secara total. Sebaliknya, mereka mengarahkan pemanfaatannya agar menjadi bagian dari proses pembelajaran yang efektif.
“Anak-anak sekarang kalau tidak pegang handphone bisa demam. Tapi guru di SMPN 4 ini luar biasa, mampu menyesuaikan diri dengan zaman. Bukan melarang total, tapi mengarahkan agar penggunaan teknologi bisa menjadi bagian dari proses pembelajaran,” ujar Ikram pada acara perpisahan siswa SMPN 4 Sampit, Kamis, 22 Mei 2025.
Ikram menekankan pentingnya inovasi para guru dalam menghadapi beragam karakter siswa yang berjumlah ratusan. “Perjuangan guru bukan hanya mengajar, tapi juga mendidik dan membentuk karakter. Mereka memberikan waktu, cinta, bahkan harta untuk anak-anak ini,” tambahnya.
Salah satu program pembentukan karakter yang menonjol adalah pembiasaan salat Zuhur berjamaah di sekolah. Kegiatan ini belum banyak diterapkan di SMP lain di Kotim.
“Belum semua SMP di Kotim mewajibkan salat berjamaah, tapi di sini salat dilakukan tepat waktu dan berjamaah. Ini pembinaan karakter yang nyata, bukan sekadar wacana,” kata Ikram.
Ia juga mengingatkan siswa agar melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, mengingat persaingan dunia kerja yang semakin ketat.
“Lulusan SMP sekarang hampir tidak punya ruang di dunia kerja. Satpam saja minimal harus SMA. Jadi jangan berpikir setelah SMP langsung menikah. Dunia kalian masih panjang,” ujarnya tegas.
Ikram mengajak para siswa untuk terus belajar, dan memanfaatkan beragam pilihan SMK yang tersedia seperti tata busana, boga, pertanian, dan otomotif.
“Kalau suatu hari kalian sukses, jangan lupa sekolah asal dan guru-guru kalian. Tidak ada kita tanpa guru,” pungkasnya.(CA/*)