CATATAN.CO.ID, Sampit – Dugaan maraknya aktivitas pelangsir bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Desa Sebabi, Kecamatan Telawang, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), semakin kuat. Menyikapi hal ini, pihak SPBU dikabarkan akan menghentikan sementara penjualan Pertalite mulai Selasa, 11 Maret 2025 hingga Sabtu,15 Maret 2025.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Catatan.co.id dari salah satu sumber terpercaya, penghentian penjualan ini hanya berlaku bagi pelangsir sebagai buntut dari beredarnya isu penyalahgunaan penyaluran BBM subsidi di SPBU tersebut.
“Infonya mulai besok sampai Sabtu, langsir Pertalite-nya akan dihentikan sementara,” ujar salah satu warga setempat yang identitasnya dirahasiakan.
Sementara itu, saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, pemilik SPBU 65743.003 di Desa Sebabi yang berinisial R enggan memberikan banyak komentar.
“Maaf… inggih, terima kasih infonya,” jawab R singkat saat dihubungi wartawan.
Setelahnya, upaya wawancara lebih lanjut tidak mendapatkan respons. Bahkan, nomor WhatsApp yang bersangkutan sudah tidak aktif.
Sebelumnya, warga mengungkapkan bahwa para pelangsir harus membayar sejumlah uang kepada pihak tertentu agar lebih mudah mendapatkan BBM subsidi.
Para pelangsir di lokasi tersebut menggunakan berbagai jenis kendaraan, mulai dari sepeda motor hingga mobil. Beberapa sepeda motor tanpa tanda nomor kendaraan bermotor (TNKB) atau pelat nomor kerap kali bolak-balik mengisi tangki kendaraan yang diduga telah dimodifikasi untuk menampung lebih banyak BBM.
Untuk mendapatkan Pertalite, para pelangsir dikabarkan membayar Rp10 ribu per antrean. Sementara itu, untuk solar subsidi, sopir truk dikenakan biaya antara Rp150 ribu hingga Rp250 ribu.(C20)