Film Kuyang Bakal Menghantui Tanah Air, Berasal dari Kisah Novel Karya Penulis dari Sampit

Film Kuyang, Sekutu Iblis yang Selalu Mengintai berasal dari kisah sebuah novel karya Achmad Benbela alias Beben
Film Kuyang, Sekutu Iblis yang Selalu Mengintai berasal dari kisah sebuah novel karya Achmad Benbela alias Beben

CATATAN.CO.ID, Sampit – Film berjudul “Kuyang” bakal menghantui Tanah Air. Film ini berasal dari kisah Novel karya penulis dari Sampit, Kalimantan Tengah (Kalteng), Achmad Benbela.

Pria yang akrab dengan sapaan Beben ini mengatakan, novelnya itu terinspirasi dari sebuah cerita rakyat di tanah Kalimantan. Lalu, pada 7 Maret 2024 nanti, cerita rakyat itulah yang akan tampil di layar lebar menghantui masyarakat tanah air.

“Jadi, di sebuah kampung di Kalimantan, dipercaya ada seorang wanita yang diduga kuyang oleh warga sekitar,” ujarnya, Sabtu 3 Februari 2024.

Tentu, hal itu membuat warga sekitar ketakutan. Pasalnya, Kuyang diyakini sebagai sekutu Iblis yang selalu mengintai dan kerap memangsa bayi yang baru dilahirkan ataupun yang masih berada di dalam kandungan. Kuyang bahkan mampu membuat korbannya meninggal dunia.

Seram! Teror kuyang pasti bakal bikin kamu penasaran, Nantikan 7 Maret 2024 di bioskop kesayanganmu!

Perjalanan Terbitnya Teror “Kuyang” di Tanah Air 

Seperti diketahui, munculnya teror mistis “Kuyang” sudah lebih dulu beredar di tanah air melalui kisah novel karya Beben. Dia pun menceritakan bagaimana dirinya bisa mentransformasikan cerita rakyat menjadi sebuah karya novel yang akhirnya akan disiarkan lewat film layar lebar.

“Pada Januari 2022, setelah rilis dalam bentuk novel, pihak penerbit Gagas Media memberi tahu kepada saya. Ada sebuah Rumah Produksi Film atau Production House (PH) yang berminat memfilmkan novel ‘Kuyang’. Ada 3 sampai 4 yang tertartik. Tetapi, kemudian hanya 1 PH yang cocok dan akhirnya mencapai kesepakatan kontrak,” ucap Beben.

Sementara itu, novel “Kuyang” pertama kali ditulis pada 2021 dalam kurun waktu sekitar 5 bulan, sejak Januari sampai Mei. Sebelum terbit berbentuk buku, novel itu dirilis secara online melalui platform Kaskus dan Wattpad.

“Waktu itu respons dari pembaca bagus-bagus. Sejak saat itulah, saya yakin suatu saat akan dibukukan atau difilmkan. Tapi waktu itu saya menyangka akan tercapai 5 tahun lagi,” tutur Beben.

Sebab, dalam salah satu platform online, dia melihat ada seorang penulis yang membuat kisah novel pada 2017. Namun, tulisannya itu baru diterbitkan buku 2-3 tahun kemudian, dan abis 2 tahun setelahnya baru difilmkan.

Namun, ternyata waktu mampu menjawab ketekunan jemari Beben dalam berkarya lebih cepat dari yang dia pikirkan. Tidak sampai dalam kurun waktu setahun sejak diterbitkan dalam bentuk novel. Tawaran dari PH untuk memfilmkan karyanya banyak berdatangan.

Dia bahkan sempat diundang ke Podcast salah satu public figure yang juga penulis papan atas, Raditya Dika.

“Pesan untuk masyarakat agar menonton film ini. Karena film ini perdana dibuat dengan latar budaya Kalimantan dengan genre horor. Selama ini kita sering disuguhi film bergenre horor dari tanah Jawa. Dan film ini latarnya Kalimantan banget,” sebut Beben.

Dia berharap film ini bisa ditonton banyak orang. Terlebih, setting film ini di tanah Kalimantan dengan kultur Kalimantan, dan ciri khas Kalimantan.

Selain itu, dia juga berharap hadirnya film ini dapat memotivasi penulis-penulis lain khususnya penulis di Kalimantan Tengah untuk bisa berkarya dan tetap yakin bahwa mereka juga bisa bersaing dengan penulis dari wilayah lainnya di tanah air. (C10)

hut kotim 72 catatan.co.id

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *