CATATAN.CO.ID, Sampit – Anggota Komisi III DPRD Kotawaringin Timur Riskon Fabiansyah meminta dinas terkait untuk mengevaluasi dan mengawasi agar Ikon Jelawat sebagai salah satu destinasi wisata andalan Kotim tidak disalahgunakan untuk kegeiatan negatif.
Eko, sapaan Riskon, mengatakan itu menanggapi beredarnya video viral di media sosial beberapa waktu lalu ada sepasang remaja berbuat mesum di Taman Ikon Jelawat. Ia meminta agar ikon kota tidak sampai digunakan sebagai tempat asusila.
“Tentunya ini menjadi evaluasi dinas terkait untuk melakukan inovasi dalam pengawasan dan pengelolaan tempat wisata ikon Sampit tersebut agar tidak terulang lagi hal serupa yang membuat image kurang baik akan ikon jelawat karena di pergunakan sebagai tempat asusila,” ujarnya.
Selain perbaikan penerangan, kata dia, yang telah dilakukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kotim akhir tahun lalu, ikon Jelawat perlu dijadikan wadah kreativitas agar selalu ramai sehingga tidak ada siapapun yang berani berbuat tidak senonoh di lokasi tersebut.
Hal ini merupakan salah satu terobosan pengamanan yang dinilai lebih efektif.
“Apabila tempat ini ramai, tentu masyarakat akan berpikir seribu kali untuk melakukan perbuatan asusila di tempat tersebut,” ujarnya.
Eko meminta, agar Disperindag bisa melakukan inovasi dan bekerjasama dengan Dinas Pariwisata dan pelaku seni yang ada di Sampit untuk mewujudkan pagelaran seni di tempat tersebut.
Ia ingin ada manfaat ganda yaitu memberikan wadah pelaku seni di Sampit dan mencegah terjadinya asusila karena keramaian pengunjung. Selain itu ramainya pengunjung tentu berdampak positif terhadap perkembangan ekonomi di sekitar ikon Jelawat. (C4)