DPRD Kotim Sarankan Relokasi Pemukiman yang Jadi Langganan Banjir

Wakil Ketua DPRD Kotim H Rudianur saat meninjau lokasi banjir.

CATATAN.CO.ID, Sampit – DPRD Kotawaringin Timur menyarankan agar pemukiman yang jadi langganan banjir agar direlokasi.

Menurut Wakil Ketua DPRD Kotawaringin Timur, H.Rudianur, salah satu lokasi langganan banjir yang perlu dipertimbangkan untuk direlokasi adalah Desa Natai Baru di Kecamatan Mentaya Hilir Utara.

Ia menyebutkan kawasan yang hampir setiap tahun dilanda banjir, alangkah baiknya dibantu direlokasi. “Bantu pembangunan rumah mereka di lokasi yang aman dari banjir dan lokasi lama jangan lagi ditempati,” tukasnya.

Sebab, kata dia sebagian rumah warga di Desa Natai Baru cukup dekat dengan sungai, sehingga saat turun hujan dan bersamaan dengan air pasang air merendam rumah warga.

Warga juga kata dia sepertinya sadar kondisi geografis tersebut sehingga banyak yang membangun rumah panggung dilengkapi titian yang berfungsi menghubungkan dari rumah ke rumah.

“Berdasarkan pengalaman beberapa tahun terakhir, banjir semakin sering terjadi di Kotim dan cenderung semakin parah,” tegasnya.

Untuk itulah Rudianur menyarankan pemerintah daerah merelokasi permukiman warga ke lokasi yang lebih aman dari banjir. Hal ini juga untuk antisipasi jangka panjang jika banjir di daerah ini terus terjadi setiap tahun dan semakin parah.

Rudianur juga berharap warga bersedia jika pemerintah daerah merelokasi permukiman mereka. Tujuannya juga untuk keamanan dan kenyamanan warga agar tidak terus dihantui kecemasan terjadi banjir saat musim hujan seperti sekarang.

Daerah kata dia sudah ada pengalaman merelokasi permukiman nelayan di Desa Ujung Pandaran ke lokasi yang lebih representatif sehingga tidak lagi terkena abrasi.

“Pembangunan rumah-rumah baru itu dibantu pemerintah pusat. Makanya saya rasa ini nanti juga bisa diperjuangkan seperti itu,” tutup Rudianur. (C4)

Ucapan Selamat Lebaran Catatan 2024

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *