DPRD Curigai Ada Permainan BBM Subsidi di Kotim

Suasana rapat dengar pendapatan DPW ALFI Kalimantan Tengah, bersama DPRD Kotim, Pemkab Kotim, perangkat daerah terkait, dan pihak Pertamina, Selasa, 23 Agustus 2022.

CATATAN.CO.ID, Sampit – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), mengakomodasi aksi yang dilakukan oleh ratusan sopir di bawah Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Kalimantan Tengah, dengan mendengar aspirasi perwakilan pengunjuk rasa.

Dalam kesempatan itu sejumlah anggota dewan mencurigai adanya permainan besar di balik permasalahan BBM subsidi.

“Kami ini sudah empat kali menanggapi perihal yang sama, namun kenapa selama ini belum selesai juga. Saya minta semua aspek lebih tegas lagi, karena saya merasa banyak hal yang perlu di cek ulang dalam menanggapi urusan ini,” ucap Anggota DPRD Kotim, Rimbun. Selasa 23 Agustus 2022.

Sementara itu Anggota DPRD Kotim, SP Lumban Gaol juga menilai, langkanya BBM subsidi di Kotim ini memunculkan kecurigaan kepada semua pihak lantaran kurang transparan dalam penyalurannya.

Bahkan, dirinya juga mencurigai BPH Migas ikut terlibat dalam pengawasan penyaluran BBM subsidi bersama pihak Pertamina yang diduga ikut bermain untuk menjualkan BBM subsidi kepada oknum pelangsir.

“Mungkin ini ada oknum yang bermain di belakang untuk menjualkan BBM subsidi kepada para pelangsir. Sehingga membuat kelangkaan itu terjadi dan mungkin juga ada bekingan lain yang membuat masyarakat untuk melaporkan dan menindak,” katanya.

Bahkan berdasarkan pengamatannya, dia pernah melihat banyak kendaraan para pelangsir, padahal di situ dekat dengan kantor kepolisian.

Menurut dirinya, tidak mungkin hal tersebut tidak diketahui oleh aparat kepolisian setempat, tidak hanya itu saja dirinya juga mencurigai Aksi demo ini juga sudah disetting agar terlihat bahwa sudah ada upaya kritisi masalah BBM subsidi.

Di sisi lain, Anggota Komisi l Sutik mengatakan, di sekitar kediamannya banyak sopir yang mengeluhkan hal ini. Banyak juga yang mengeluh terkait premanisme yang selalu meminta jatah kepada para supir yang mengantre BBM subsidi.

“Pendapatan jatah preman itu lebih besar dari pada sopir, dan mereka ini para sopir berstigma lebih enak menjadi preman dari pada menjadi sopir. Kalau sampai itu terjadi hancur citra daerah ini,” tutupnya. (C8)

 

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *