CATATAN.CO.ID, Sampit – Dinas Pendidikan Kabupaten Kotawaringin Timur (Disdik Kotim) terus memperkuat ekosistem pendidikan usia dini yang ramah anak dan berbasis karakter. Langkah ini menjadi bagian dari upaya strategis membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga tumbuh dalam lingkungan yang aman, menyenangkan, dan penuh kasih sayang.
Kepala Disdik Kotim, Muhammad Irfansyah mengatakan, masa anak-anak adalah periode emas yang menentukan arah perkembangan mental, sosial, dan emosional seseorang. Karena itu, penting bagi seluruh tenaga pendidik PAUD untuk memahami bahwa mereka tidak hanya mengajar, tetapi juga membentuk cara pandang anak terhadap dunia.
“Pendidikan anak usia dini bukan semata-mata soal kurikulum, tapi bagaimana menciptakan ruang belajar yang ramah dan merangkul. Anak-anak harus merasa diterima, dilindungi, dan diberi kesempatan berkembang sesuai potensinya,” kata Irfansyah, Jumat, 25 Juli 2025.
Ia menekankan bahwa konsep lingkungan belajar ramah anak harus menjadi standar utama di setiap satuan PAUD. Tak hanya dari sisi metode pembelajaran, tetapi juga suasana kelas, interaksi guru, serta keterlibatan orang tua dan komunitas.
Sementara itu, Kabid GTK Disdik Kotim, Edie Sucipto menyebutkan, pihaknya terus melakukan pembinaan dan pelatihan secara berkala untuk memastikan para guru PAUD memahami prinsip-prinsip perlindungan anak dan mampu menciptakan proses belajar yang menyenangkan serta tidak menekan.
“Anak-anak bukan miniatur orang dewasa. Mereka belajar dengan bermain, berinteraksi, dan meniru. Maka pendekatan yang kita dorong adalah pendekatan yang lembut, komunikatif, dan positif,” ujarnya.
Disdik juga berkomitmen memperluas akses pelatihan hingga ke pelosok, agar tidak ada satu pun guru PAUD yang tertinggal dalam memahami pendekatan pembelajaran yang modern dan berorientasi pada tumbuh kembang anak.
“Jika lingkungan belajarnya sehat dan menyenangkan, maka proses pendidikan akan berjalan lebih alami dan bermakna. Inilah pondasi sesungguhnya menuju generasi Indonesia Emas,” pungías Irfansyah. (C-A)