CATATAN.CO.ID, Sampit – Diduga tidak terima dengan pemberitaan keluhan masyarakat terhadap pelayanan, Direktur RSUD dr Murjani Sampit, dr Sutriso memblokir nomor ponsel salah seorang wartawan di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).
Kontak antara Achmad Syihabuddin dengan dr Sutriso bermula pada Senin, 15 April 2024, malam. Saat itu Syihab sedang mencoba konfirmasi kepada pimpinan rumah sakit yang memiliki predikat paripurna ini melalui pesan Whatsapp.
”Saya saat itu menghubungi direktur rumah sakit untuk konfirmasi, karena ada pasien anak usia dibawah 5 tahun yang dibentak oleh nakes (tenaga kesehatan). Perlakuan nakes itu kepada orang tua pasien juga kurang patut dipertunjukan oleh pelayan publik,” ucap pria berperawakan besar ini, Selasa, 7 Mei 2024.
Upaya konfirmasi tersebut dilemparkan kepada Wakil Direktur Pelayanan RSUD dr Murjani Sampit, dr Akhya. Proses wawancara pun berjalan baik meski harus memakan waktu yang cukup lama. Tanggal 16 April 2024, ada tiga berita yang diterbitkan, yakni Nakes RSUD dr Murjani Bentak Pasien, Masyarakat Pertanyakan Predikat Paripurna RSUD dr Murjani Sampit, dan Pihak RSUD dr Murjani akan Meminta Maaf Setelah Hasil Investigasi Keluar.
”Karena kata nya akan melakukan Investigasi terkait Nakes yang melakukan tindak kurang baik itu, secara otomatis saya memberikan waktu. Tanggal 20 April 2024, saya berusaha konfirmasi kembali kepada dr Akhya terkait hasilnya, namun tidak digubris sama sekali,” sebutnya.
Pria berusia 31 tahun ini pun menghubungi pimpinan utama rumah sakit tersebut. Prosesi wawancara pun kembali terjadi, bahkan dr Sutriso mengakui bahwa keramahtamahan nakes merupakan salah satu masalah terjadi saat pelayanan di RSUD dr Murjani Sampit.
”Saat itu dr Sutriso meminta keluarga pasien yang anak nya dibentak nakes itu menghadap dirinya, agar pihak rumah sakit minta maaf. Ini kan aneh, siapa yang jadi korban sebenarnya?. Akhirnya dia meminta alamat keluarga pasien, namun tidak saya berikan karena masih menunggu persetujuan ibu pasien,” jelas Syihab.
Tanggal 22 April 2024, lanjutnya, keluarga pasien pun memperbolehkan dirinya memberikan alamat mereka tinggal saat ini. Kendati demikian, ibu pasien memberikan catatan agar pihak rumah sakit yang berkunjung tidak lebih dari 3 orang, dan membawa nakes yang membentak anaknya.
Ia pun menghubungi direktur rumah sakit, namun tidak di gubris. Dua hari setelah itu, dirinya mengaku dapat kabar jika pihak rumah sakit hendak berkunjung ke rumah keluarga pasien. Pria berkulit gelap ini pun bergegas menuju ke lokasi.
”Yang datang itu hanya dua orang, dr Akhya dengan Pak Adi, Wakil Direktur bagian keuangan. Namun nakes yang bersangkutan tidak dibawa. Sampai saat ini kami tidak tahu siapa nakes tersebut, padahal ibu korban sudah meminta agar yang bersangkutan itu menghubunginya untuk meminta maaf, namun tidak ada sampai sekarang,” terangnya.
Pada tanggal 25 April 2024, pria berambut ikal ini menghubungi dr Sutriso melalui ponsel namun tidak bisa. Ia pun berinisiatif berkomunikasi dengan struktural pengurus rumah sakit satu-satunya yang ada di Kota Sampit ini.
”Pak Adi bilang jika direktur sedang ada kegiatan diluar pulau, jadi saya beranggapan beliau sibuk. Tapi saat saya hubungi terus seminggu setelahnya, tetap saja tidak bisa. Malah sampai saat ini semua pesan yang saya kirim hanya centang satu. Sementara wartawan lain masih bisa menghubunginya. Apakah tidak mau mendengar keluhan masyarakat? Atau beliau ini mau nya hanya pemberitaan yang menyanjung? Padahal Pak Bupati pernah bilang, jangan ada FKPD yang anti dengan wartawan,” demikiannya. (C8)