Dari Takjil hingga Kue Tradisional, Pasar Ramadan Sampit Jadi Surga Kuliner

Wakil Bupati Kotim, Irawati saat berbelanja di stan Pasar Ramadan di Taman Kota Sampit.
Wakil Bupati Kotim, Irawati saat berbelanja di stan Pasar Ramadan di Taman Kota Sampit.

CATATAN.CO.ID, Sampit – Pasar Ramadan di Taman Kota Sampit resmi dibuka oleh Wakil Bupati Kotawaringin Timur, Irawati, Sabtu, 1 Maret 2025. Acara yang berlangsung selama satu bulan ini menghadirkan 178 pedagang yang menawarkan beragam takjil, kue tradisional, dan kuliner khas Ramadan, menjadikannya surga bagi pencinta makanan.

“Kita berharap kegiatan ini semakin memeriahkan suasana Ramadan. Selain itu, kuliner tradisional khas Ramadan bisa terus dilestarikan sebagai bagian dari budaya dan kearifan lokal Kotim,” ujar Irawati.

Ia juga menekankan pentingnya kebersihan dan kesehatan dalam penyajian makanan. “Makanan yang dijual harus higienis dan bebas dari bahan berbahaya, sehingga masyarakat bisa menikmati kuliner dengan aman dan nyaman,” tambahnya.

Ketua panitia pelaksana, Fahrujiansyah, mengatakan bahwa Gebyar Ramadan ini menjadi bentuk dukungan pemerintah kepada pelaku usaha mikro dan kecil, khususnya di bidang kuliner.

“Tahun ini kami mengusung konsep yang lebih variatif, dengan menghadirkan pasar Ramadan, bazar swalayan UMKM, dan bazar kue tradisional,” jelasnya.

Sebanyak 118 pedagang menempati 55 tenda di Taman Kota Sampit, sementara di Jalan Yos Sudarso terdapat 60 tenda yang khusus menjajakan aneka kue tradisional dan makanan khas Ramadan.

Sejak sore, kawasan Taman Kota Sampit dipenuhi pengunjung yang berburu hidangan berbuka puasa. Aroma kolak, sate, es cendol, hingga kue lupis ketan menggoda selera.

“Saya sudah lima tahun berjualan di Pasar Ramadan, dan alhamdulillah selalu ramai pembeli. Ini momen yang ditunggu-tunggu karena bisa meningkatkan pendapatan,” ujar Murni, salah satu pedagang takjil.

Sementara itu, pengunjung mengaku senang dengan banyaknya pilihan makanan khas yang jarang ditemukan di hari biasa.

“Di sini bisa menemukan aneka kue tradisional, seperti kue putu, dadar gulung, hingga serabi yang sulit didapat di hari-hari biasa,” kata Rahmad, warga Sampit yang datang bersama keluarganya.

Dengan digelarnya Gebyar Ramadan ini, diharapkan selain menjadi ajang berburu takjil, juga dapat menggerakkan perekonomian lokal dan mempererat kebersamaan masyarakat dalam menyambut bulan suci.(C8)

hut kotim 72 catatan.co.id

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *