CATATAN.CO.ID, Sampit – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Pos Jaga Sampit, mengkhawatirkan bangkai buaya yang hanyut di sekitar perairan Mentaya Hilir Selatan dan Pulau Hanaut akan sampai ke perairan sekitar Kota Sampit. Hal ini tentu akan menggangu karena aroma yang tak sedap dari bangkai predator itu.
“Kalau tidak segera ditemukan, ya bisa-bisa sampai ke Sampit,” kata Komandan BKSDA Pos Jaga Sampit, Muriansyah, Rabu, 19 Januari 2022.
Saat ini pihak BKSDA menyusuri Sungai Mentaya, untuk mencari bangkai hewan yang dilindungi oleh negara itu. Selain untuk menghindari dampak dari aroma yang tak sedap. BKSDA juga berupaya mencari tahu penyebab kematian dari buaya muara itu.
“Kami belum mengetahui ukuran dan penyebab kematiannya. Harus melihat secara langsung kondisi fisik dari buaya itu,”katanya.
Pihak BKSDA berharap segera mendapatkan bangkai tersebut dan bisa menguburkannya. Sehingga tidak meresahkan masyarakat.
“Kalau pun tidak bisa diangkat, agar bisa diikat di pesisir yang terdapat hutan. Sehingga tak hanyut ke mana-mana,” katanya.
Pihak BKSDA punya dua pilihan menangani bangkai buaya ini. Pertama dikuburkan dan kedua di tempatkan di pinggir sungai atau pantai yang jauh dari permukiman dan lalu lintas warga.
“Namun, bila melihat kondisi sekarang mungkin lebih baik ditempatkan di pinggiran sungai. Sebab, jika bangkai sudah membusuk akan sangat sulit untuk diangkat dan kemudian dikuburkan,” katanya. (C1)