CATATAN.CO.ID, Sampit – Dokumen KRB (Kajian Risiko Bencana) banjir bakal kelar di penghujung 2022 ini. Tentu, ini menjadi angin segar bagi semua pihak, terutama masyarakat yang sering menjadi korban banjir di bagian Utara Kotim.
Tak luput, pihak legislatif Kotim pun turut menanti kehadiran dokumen Kajian Risiko Bencana (KRB) banjir ini. Anggota DPRD Kotim Komisi III, Riskon Fabiansyah mengatakan, pihaknya berharap KRB banjir tersebut dapat segera disusun.
“Kajian risiko bencana ini sangat diperlukan. Ini sebagai platform pemerintah dalam menghadapi kebencanaan. Salah satunya, banjir di bagian Utara Kotim,” tegas Riskon.
Ia pun menyampaikan ekspektasinya. Agar hasil dari kajian risiko bencana banjir tersebut nantinya benar-benar direalisasikan sebagaimana mestinya.
“Kalau tidak dijalankan. Ya, hanya sebagai data saja. Tanpa ada manfaatnya untuk Kotim,” imbuh Riskon.
Sementara itu, Kepala BPBD Kotim, Rihel mengatakan, pembuatan dokumen KRB banjir ini pun disusun secara kolaboratif dan sinergis dengan melibatkan berbagai pihak.
“Untuk dokumen KRB baru tahun ini dibuat dengan kerja sama UI (Universitas Indonesia) Jakarta dan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana). Selesai sekitar Bulan Desember,” ujarnya.
Rihel menjelaskan, penyusunan Dokumen KRB tersebut sudah dimulai sejak akhir September. Dokumen tersebut disusun berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan.
Selain itu, dokumen tersebut juga disusun IKM (Indeks Ketahanan Masyarakat) dan IKD (Indeks Ketahanan Daerah). Kedua indeks tersebut merupakan upaya untuk mengukur kapasitas penanggulangan bencana di suatu wilayah, termasuk bencana banjir di utara Kotim.
“IKM untuk level desa. Sedangkan, IKD untuk level kabupaten,” paparnya.
Banjir di wilayah Utara Kotim sendiri melanda beberapa kawasan seperti Telaga Antang, Antang Kalang, Tualan Hulu, Parenggean, Hanjalipan, hingga Kuala Kuayan. Banjir tersebut bahkan terjadi berhari-hari dan ketinggiannya pun cukup dalam. (C10)