CATATAN.CO.ID, Sampit – Sebuah jembatan di Jalan Kapten Mulyono Sampit diusulkan dibangun ulang secara permanen dan lebih kuat. Tujuannya jembatan yang oleh warga sering disebut dengan Jembatan Patah itu benar-benar aman dan tidak sering rusak.
Anggota Komisi IV DPRD Kotim Bunyamin mengatakan, jembatan itu sering rusak karena lantainya masih berupa kayu ulin. Sudah saatnya jembatan itu dibangun ulang dengan konstruksi lebih kokoh dan lantainya diaspal
“Selama ini kan jembatan itu setiap hari dilalui banyak truk bermuatan berat, makanya ulinnya sering patah dan cepat rusak. Saya mendukung itu dibangun ulang secara permanen,” ujar Bunyamin di Sampit, Sabtu, 30 Juli 2022.
Dukungan itu juga disampaikan Bunyamin saat rapat dengar pendapat Komisi IV yang dihadiri Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, belum lama ini. Rapat tersebut membahas masalah angkutan berat di daerah ini.
Kemampuan jalan dalam kota Sampit, termasuk Jalan Kapten Mulyono hanya delapan ton muatan sumbu terberat. Oleh karena itulah diperkirakan pembangunan jembatan itu menggunakan lantai kayu ulin karena hanya untuk angkutan dengan bobot hanya delapan ton.
Faktanya, jalan dan jembatan tersebut banyak dilalui truk berbagai muatan. Hal itu lantaran Jalan Kapten Mulyono juga menjadi akses dari dan menuju Pelabuhan Bagendang di Jalan HM Arsyad.
“Kita harus antisipasi karena pertumbuhan kendaraan juga tinggi. Jembatan itu perlu diperkuat dan diperlebar sesuai kebutuhan,” ujar Bunyamin.
Berdasarkan informasi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kotawaringin Timur, pemerintah daerah sudah berencana mengganti atau membangun ulang jembatan tersebut pada 2023. Rencananya akan dibangun dengan jembatan bentang 40 meter dan lebar 6 meter dengan kebutuhan dana sekitar Rp4,5 miliar.
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang berharap rencana tersebut didukung semua pihak, khususnya DPRD dalam hal penganggaran. (C2)