CATATAN.CO.ID, Sampit – Di tengah semarak perayaan Hari Jadi ke-68 Provinsi Kalimantan Tengah, satu momen hadir tanpa gemerlap sorotan, namun menyisakan getaran mendalam: deklarasi Huma Betang. Ini bukan sekadar seremoni budaya, melainkan pengingat bahwa Kalimantan Tengah tumbuh dan tetap kokoh karena fondasi nilainya tak pernah retak—toleransi, kebersamaan, dan persatuan.
Bupati Kotawaringin Timur, Halikinnor, menyambut deklarasi tersebut dengan pandangan mendalam. Menurutnya, Huma Betang bukan hanya bentuk arsitektur rumah panjang masyarakat Dayak, melainkan filosofi hidup yang selama ini menjadi landasan harmoni sosial di Kalimantan Tengah.
“Huma Betang sebagai rumah komunal dan simbol kerukunan antarpemeluk agama serta antaretnis, kembali diteguhkan semangatnya,” ujar Halikinnor, Senin, 26 Mei 2025.
Di tengah kondisi bangsa yang kerap menghadapi tantangan dalam menjaga keberagaman, Kalimantan Tengah justru menguatkan kembali nilai-nilai dasar Huma Betang. Halikinnor menilai langkah ini sebagai wujud keberanian untuk melangkah ke masa depan tanpa melepaskan akar kearifan lokal.
“Ini menegaskan bahwa Kalteng adalah rumah bagi keberagaman, tempat di mana toleransi dan persatuan selalu dijunjung tinggi,” tegasnya.
Halikinnor juga menekankan bahwa menjaga semangat Huma Betang berarti merawat cara hidup yang saling menerima dan menguatkan satu sama lain. Ia berharap generasi muda tidak hanya mengenal Huma Betang dalam pelajaran budaya, tetapi juga menjadikannya sebagai panduan dalam kehidupan sehari-hari.
Memasuki usia ke-68, Kalimantan Tengah tidak sekadar mengenang masa lalu, tetapi menyambung kembali akar yang menjadikannya utuh. Huma Betang, lebih dari sekadar simbol, adalah fondasi kehidupan beragam yang menjadikan perbedaan sebagai kekuatan bersama.(CA/*)