CATATAN.CO.ID, Sampit – Kemunculan dua individu orangutan di kawasan Jalan M. Hatta atau Lingkar Selatan, tepatnya di Gang Darul Hijrah, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, membuat warga sekitar resah. Pasalnya, primata dilindungi tersebut terlihat masuk ke kebun nanas milik warga dan memakan tanaman di sana.
Menanggapi laporan tersebut, dua petugas dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resort Sampit, yakni Muriansyah dan Riska C. Yuka, langsung turun ke lokasi pada Rabu, 16 April 2025, sekitar pukul 10.30 hingga 13.00 WIB.
“Awalnya, kegiatan observasi kami rencanakan siang hari. Tapi karena pelapor atas nama Pak Anang menginformasikan bahwa orangutan terlihat di lokasi, kami langsung meluncur,” kata Kepala BKSDA Resort Sampit, Muriansyah.
Petugas menempuh perjalanan yang cukup sulit, menggunakan sepeda motor dan dilanjutkan dengan berjalan kaki untuk mencapai lokasi kebun. Lokasi gangguan merupakan areal kebun nanas milik tujuh warga, dengan vegetasi dominan semak belukar dan sedikit pepohonan seperti akasia, serta luas mencapai ratusan hektare.
Berdasarkan keterangan warga, orangutan tersebut terlihat turun dari pohon dan masuk ke semak belukar di belakang kebun milik Pak Yitno. Dalam pencarian yang dilakukan di sekitar lokasi, petugas memang tidak menemukan langsung keberadaan orangutan. Namun, ditemukan sejumlah tanda keberadaan satwa tersebut, seperti sisa buah nanas yang dimakan dan umbut nanas yang berserakan.
“Dari kejauhan, kami juga melihat banyak sarang orangutan di pohon akasia, termasuk sarang kelas C dan D,” jelas Muriansyah.
Petugas BKSDA juga telah memberikan imbauan kepada warga, agar segera melapor jika orangutan kembali terlihat. Warga juga diminta tidak menyakiti, menembak, atau membunuh orangutan karena satwa ini merupakan hewan dilindungi.
Berdasarkan keterangan warga, orangutan yang terlihat berjumlah dua individu, yakni induk dan anak yang kini mulai beranjak remaja.
“Warga sudah kami edukasi soal perilaku orangutan. Kami harap mereka bisa tetap tenang dan melaporkan jika terjadi kemunculan kembali, agar bisa segera ditindaklanjuti,” pungkas Muriansyah. (C1/*)