CATATAN.CO.ID, Sampit – Sempat bikin heboh, bekantan yang masuk ke Pondok Pesantren (Ponpes) telah dilepasliarkan langsung ke alam liar oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resort Sampit.
Bukan tanpa alasan, menurut Muriansyah, Kepala BKSDA Resort Sampit, pihaknya sengaja langsung melepasliarkan hewan langka tersebut agar tidak mengalami stres berat yang dapat mengganggu kesehatan bekantan itu sendiri.
“Meski tidak ada luka, sebenarnya melihat dari kondisi bekantan nampak stres. Kami dengan sigap melepas bekantan supaya tidak tambah stres,” ujar Muriansyah, Rabu, 21 Agustus 2024.
Ia juga menyebutkan bahwa hewan kelas mamalia yang memiliki ciri khas hidung besar tersebut memasuki areal permukiman dan ponpes karena tersesat saat mencari makan, terlebih di sekitar banyak pepohonan.
“Bekantan ini berjenis kelamin betina. Saat itu ditangkap oleh warga sekitar, ustaz, dan para santri karena sempat masuk ke ruangan ustazah,” jelas Muriansyah.
Sebagai informasi, bekantan yang memiliki nama lain *Nasalis larvatus* ini adalah jenis monyet berhidung panjang dengan rambut berwarna hitam kemerahan dan merupakan satu dari dua spesies dalam genus Nasalis.
Bekantan merupakan hewan endemik Pulau Kalimantan yang tersebar di hutan, rawa, dan hutan pantai. Ciri utama yang membedakan bekantan dari monyet lainnya adalah hidung panjang dan besar yang hanya ditemukan pada spesies jantan.
“Bekantan adalah hewan yang dilindungi berdasarkan Ordonansi Perlindungan Binatang Liar Tahun 1931 Nomor 134 dan Nomor 266 jo Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990. Berdasarkan Red Data Book, bekantan termasuk dalam kategori genting, di mana populasi satwa ini berada di ambang kepunahan,” jelas Muriansyah.(C20)