CATATAN.CO.ID, Sampit – Dinas Pendidikan Kabupaten Kotawaringin Timur menyampaikan, tak perlu produk yang “wah” dari hasil pembelajaran Kurikulum Merdeka.
“Kami lihat masih ada beberapa satuan pendidikan yang masih mispersepsi. Banyak satdik yang berkeinginan untuk membuat produk yang ‘Wah’,” sebut Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kerja (GTK) Disdik Kotim, Edie Sucipto, Selasa 8 Agustus 2023.
Bahkan ia kerap melihat, banyak orang tua/wali murid yang ikut repot mengerjakan proyek pembelajaran Kurikulum Merdeka.
“Misal ada proyek bikin kue. Orang tua siswa sampai ikut bikin kue,” sebut Edie.
Padahal menurutnya, esensi dari pembelajaran Kurikulum Merdeka adalah semangat gotong royong dan kolaborasi. Sehingga, seharusnya pembelajaran proyek Kurikulum Merdeka dipastikan tepat sasaran.
Edie menyampaikan hal itu saat mewakili Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disdik Kotim, M Irfansyah pada pembukaan seminar Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) oleh Musyawarah Kepala Kerja Sekolah (MKKS) Mentaya Hagatang.
Dalam kesempatan itu, Edie juga mengatakan bahwa Disdik Kotim sudah memberikan surat edaran untuk mengimbaskan IKM.
“Roadmap Kementerian Pendidikan Riset Teknologi (Kemendikbudristek) nanti 2024 tidak ada lagi dua kurikulum dalam 1 satuan pendidikan,” katanya.
Maka dari itu, semua bergerak secara masif bagaimana mengimbaskan Kurikulum Merdeka
Adapun, pelaksanaan seminar tersebut dilaksanakan di Gedung Serbaguna Sampit, Jalan HM Arsyad. Turut hadir dalam pembukaan seminar itu Bupati Kotim, Halikinnor. (C10)