CATATAN.CO.ID, Sampit – Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur, Riskon Fabiansyah mengingatkan, sumbangan orang tua murid kepada pihak sekolah atau komite tidak boleh diwajibkan besarannya.
“Artinya, sumbangan orang tua murid itu harus disesuaikan dengan kemampuan ekonomi masing-masing,” katanya, Minggu, 18 Juni 2023.
Sambungnya, ia meminta bagi orang tua murid yang keberatan jika ada pungutan dari pihak sekolah agar bisa melaporkan ke pihaknya. Sebab, hal itu termasuk praktik pungutan liar (pungli).
Permasalahan sumbangan orang tua murid ini mencuat karena sebelumnya mayoritas satuan pendidikan dasar di Kotim telah menggelar acara perpisahan, baik untuk jenjang Taman Kanak-kanak (TK) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).
Setiap sekolah itu pun menggelar acara perpisahan dengan berbagai cara, salah satunya melalui wisuda.
Sayangnya, Riskon menyampaikan bahwa banyak wali murid yang meminta agar acara wisuda diberlakukan hanya untuk jenjang pendidikan minimal sarjana.
“Sekarang yang sedang viral tagar (#) kembalikan wisuda untuk jenjang sarjana. Memang kita lihat ada pro dan kontra acara perpisahan/wisuda di dunia pendidikan mulai dari tingkat TK, SD, SMP sampai SMA/sederajat,” bebernya.
Ia juga meminta kepada Dinas Pendidikan untuk mengeluarkan surat himbauan kepada semua satuan pendidikan.
“Agar apabila kegiatan wisuda tersebut terdapat penolakan orang tua murid. Maka, agar tidak dilaksanakan dan diganti kegiatan lain yang tidak membebani orang tua murid dengan biaya-biaya lain,” hematnya.
Selain itu, Riskon juga mewanti-wanti pihak sekolah tidak boleh menahan ijazah murid hanya karena murid yang bersangkutan tidak mengikuti acara wisuda/perpisahan.
“Kalau ada kejadian demikian kami siap menindak lanjutinya,” pungkasnya. (C10)
