CATATAN.CO.ID, Sampit – Bupati Kotawaringin Timur Halikinnor mengakui secara geografis Sampit merupakan daerah yang terbuka dan mudah untuk diakses. Akan tetapi di saat bersamaan, kemudahan itu disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab melalui praktik peredaran narkoba.
“Daerah kita daerah yang terbuka. Di mana orang bisa lewat udara, lewat air, lewat darat datang di Sampit. Mudah sekali. Termasuk, membawa barang-barang haram seperti itu, mudah masuk Kotim,” jelasnya, Jumat, 17 Februari 2023.
Sehingga sambungnya, ia juga mendapatkan laporan bahwa ada 7 desa yang statusnya dalam “bahaya” dan 14 desa dalam status “waspada” dalam hal peredaran narkoba.
“Sehingga, bagaimana desa yang kemarin dianggap peredaran narkobanya tinggi. Bagaimana kita merubah itu menjadi percontohan. Role model supaya menjadi desa yang ‘Bersinar’, bersih dari narkoba,” tutur Halikin.
Karenanya, ia juga mengimbau kepada seluruh tokoh masyarakat, baik itu tokoh agama, tokoh adat, maupun tokoh pemuda. Agar, sama-sama mendukung pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika.
“Karena kalau hanya aparat saja yang menangkap tidak cukup. Karena narkotika ini menyasar ke masyarakat,” tutur Hilikin.
Ditekankannya, Pemkab Kotim sangat serius dalam mendukung upaya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika.
Maka dari itu, Halikin berharap Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Kotim agar dibentuk. Ia pun telah menghadiri pembukaan Rapat Kerja Tim Terpadu Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika (P4GN-PN). Rapat kerja tersebut digelar di Gedung Serbaguna, Sampit pada Rabu, 15 Februari 2023.
“Jadi, yang sekarang kita optimalkan dengan sosialisasi, membuat baliho, spanduk, pamflet, banner. Dan juga membentuk tim, anggaran kita siapkan. Kita juga akan bangun kantornya,” demikian Halikinnor. (C10)
