CATATAN.CO.ID, Sampit – Terowongan Nur Mentaya di Jalan Tjilik Riwut Sampit sejak sepekan lalu resmi dilakukan penyalaan perdana oleh Bupati Kotawaringin Timur Halikinnor. Lampu penerangan jalan umum (PJU) berbentuk lengkung sepanjang sekitar 3 km tersebut sengaja dibangun untuk menjadi destinasi wisata baru di kabupaten tersebut.
Terowongan Nur Mentaya kini menjadi destinasi wisata baru di Sampit. Kawasan tersebut setiap malam menjadi ramai. Bahkan, Sabtu malam tadi, 17 Desember 2022, selepas waktu Isya di sekitar Stadion 20 Nopember dan Jalan Hasan Mansur arus lalu lintas padat merayap. Antrean panjang mengular hingga sekitar 2 km. Tampak di kawasan itu sejumlah petugas mengatur lalu lintas.
Malam tadi warga berbondong-bondong memadati Terowongan Nur Mentaya. Sepertinya mereka sengaja ingin menikmati akhir pekan di ikon baru Sampit yang diklaim hanya ada di Jeddah dan di bumi habaring hurung ini saja.
Dengan adanya ikon baru milik Sampit tersebut membuktikan warga begitu tampak menikmati Terowongan Nur Mentaya itu. Ini Ditandai dengan banyaknya warga yang berkunjung kesana.
Di sisi lain dengan banyaknya warga yang berkunjung juga membuka peluang usaha. Di kawasan itu kini banyak para pedagang dadakan. Mereka menjual berbagai kuliner dengan membuka lapak atau mendesain mobil sebagai tempat dagangan.
Di balik dampak positif dengan hadirnya Terowongan Nur Mentaya, juga kini mulai timbul dampak negatifnya. Yakni, sampah berserakan dan pengendara yang tidak tertib berlalu lintas.
“Setiap pagi sampah berserakan. Pengunjung buang sampah sembarangan,” kata Budi, warga di Tjilik Riwut, Minggu, 18 Desember 2022.
Selan itu, imbuh dia, ada juga anak-anak yang melakukan balap liar. Atau parkir kendaraan di sembarang tempat. Kondisi ini mengganggu pengunjung atau warga yang tinggal di sana.
“Balap liar dan parkir sesukanya menggangu sekitar rumah kami,” imbuh Budi.
Sementara itu, Sekda Kotim Fajrurrahman mengingatkan pengunjung Terowongan Nur Mentaya untuk senantiasa menjaga keindahan dan kebersihan kawasan tersebut.
“Masyarakat agar menjaga apa yang sudah kita miliki. Setelah melaksanakan kegiatan apapun mohon sampah dibawa semua,” pesannya.
Fajrur juga meminta agar kawasan itu tidak dijadikan ajang balapan liar. Karena selain membayakan diri sendiri juga membahayakan orang lain. Apalagi kalau malam hari di sana arus lalu lintas relatif lebih ramai.
Sekda mengharapkan kesadaran masyarakat untuk menjaga fasilitas umum seperti Terowongan Nur Mentaya semakin meningkat.
“Pelihara dan jaga Terowongan Nur Mentaya dengan baik sehingga bisa dinikmati oleh semua pihak,” pesan Fajrur. (C4)