CATATAN.CO.ID, Sampit – Masyarakat Kota Sampit, Kotawaringin Timur, antusias mencicipi bubur asyura. Hanya sekitar dua jam bubur khas yang dimasak saat 10 Muharram itu ludes.
Salah satu yang tetap menjaga tradisi memasak bubur asyura ini adalah keluarga besar Idar, di Jalan Ir Juanda, Kelurahan Mentawa Baru Hilir, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Senin sore, 8 Agustus 2022.
“Kami memasak sebanyak 100 kilogram beras, dicampur dengan berbagai bahan dan bumbu,” ungkap Junus, salah seorang tokoh masyarakat setempat.
Dalam memasak bubur tersebut, agar bumbu lebih merata, pihaknya memasak dengan dua sesi menggunakan 10 panci besar.
“Kalau dulu ada anggapan bubur asyura harus 41 macam bahan yang dicampur, itu tidak benar. Pokoknya bahan makanan apa yang ada itu dimasak dicampur semua jadi satu,” kata pria yang akrab disapa Om Bos itu.
Setelah matang bubur tersebut pun dikemas lalu dibagikan kepada masyarakat yang melintas di jalan tersebut.
“Suka dengan rasanya yang kaya akan rempah. Apalagi hanya ada saat peringatan 10 Muharram,” ungkap Ojan, salah seorang warga.
Warga pun rela mengatre untuk mendapat bubur yang dibagikan secara gratis itu. Bahkan ada yang rela membawa rantang atau toples untuk menampung bubur.
Masyarakat berharap tradisi ini tetap lestari. Bahkan bila perlu dikemas sedemikian rupa sehingga dapat menjadi suatu khazanah budaya di Bumi Habaring Hurung ini. (C1)