Kotim Peringkat Pertama Kasus Stunting, Ini Sebabnya

Bupati Kotim Halikinnor saat berfoto bersama balita beberapa waktu lalu. Sementara Pemkab Kotim saat ini terus berupaya cegah peningkatan angka kasus stunting.

CATATAN.CO.ID, Sampit – Kotawaringin Timur merupakan kabupaten peringkat pertama kasus stunting terbanyak di Kalimantan Tengah. Penyebabnya menurut Kepala Bappelitbangda Kotim Rafiq Riswandi di antaranya adalah rendahnya kesadaran masyarakat dalam upaya mencegah munculnya kasus stunting baru di daerah ini.

Belum lagi, imbuh dia, walaupun sudah ada program yang sudah tersusun namun belum bisa dilaksanakan karena keterbatasan anggaran. Dengan kondisi ini pihaknya berusaha mencari terobosan mengatasi masalah tersebut.

“Meskipun kita dapat penghargaan percepatan penangan stunting tapi akibat sejumlah faktor membuat Kotim masih peringkat pertama di Kalteng tingginya angka stunting,” ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Kotim, Rafiq Riswandi.

Rafiq mengatakan itu dalam acara rembuk stunting, Selasa, 2 Agustus 2022. Kegiatan diikuti setiap perwakilan organisasi perangkat daerah terkait.

Menurut Rafiq, sejumlah alokasi program belun bisa diakomodasi karena terbatasnya anggaran. Sehingga belum semua dapat mengakomodir pelaksanaan pencegahan di desa, dan kelurahan yang memiliki kasus tinggi.

“Selain itu beberapa desa tidak ada tenaga kesehatan sehingga program yang sudah disusun belum berjalan,” kata Rafiq.

Data riset kesehatan dasar (Riskesdas) dan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) prevalensi stunting Kotim pada tahun 2020 capai 48,84%. Turun di 2021 menjadi 32,5%.

Sedangkan menurut data elektronik-pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e-PPGBM) tahun 2020 sebesar 26.5% dan turun menjadi 23,2 persen di tahun 2021.

Oleh sebab itu, pihaknya berkomitmen bersama perangkat daerah terkait penanganan stunting. Pihaknya juga memastikan adanya program terkait penanganan stunting di perangkat daerah.

“Kami juga optimalisasi anggaran dengan prinsip money follow program (anggaran mengikuti program), baik APBN dari provinsi, kabupaten maupun desa. Dengan harapan kasus stunting kita cepat turun,” terang Rafiq. (C3)

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *