CATATAN.CO.ID, Sampit – Kurikulum baru yang diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudriatek) yakni Kurikulum Merdeka dinilai memiliki kelebihan dibanding kurikulum sebelum-sebelumnya. Salah satunya yakni dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar di daerah.
“Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kotawaringin Timur (Kotim) Susiawati, Selasa (19/7).
Seperti diketahui, Mendikbudristek Republik Indonesia, Nadiem Makarim secara resmi telah meluncurkan kurikulum baru yang disebut dengan Kurikulum Merdeka pada bulan Februari 2022 lalu.
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.
Untuk membantu penerapan kurikulum baru ini, Susiawati dalam sejumlah kesempatan turut mendampingi satuan pendidikan dalam melaksanakan kegiatan inhouse training, dan ia menyampaikan harapannya agar seluruh pihak terkait terus semangat mempelajari kurikulum baru ini.
“Saya berharap seluruh pihak terkait juga memiliki motivasi yang tinggi dalam menerapkan kurikulum yang dinilai akan memiliki potensi tinggi, mampu mendukung pencapaian kompetensi murid secara optimal melalui pembelajaran dan asesmen yang menyenangkan,” ungkapnya.
Kurikulum Merdeka sudah diuji coba di 2.500 sekolah penggerak. Tidak hanya di sekolah penggerak, kurikulum ini juga diluncurkan di sekolah lainnya. Menurut data Kemdikbud Ristek, sampai saat ini, telah ada sebanyak 143.265 sekolah yang sudah menggunakan Kurikulum Merdeka.
Jumlah ini akan terus meningkat seiring mulai diberlakukannya Kurikulum Merdeka pada tahun ajaran 2022/2023 di jenjang TK, SD, SMP, hingga SMA.
“Kurikulum Merdeka ini akan dijalankan sebagai opsi tambahan terlebih dahulu selama tahun 2022-2024 dalam rangka pemulihan pembelajaran pasca pandemi. Nantinya mulai tahun 2024, diharapkan Kurikulum Merdeka sudah bisa fully implemented secara nasional,” jelasnya.
Di tahun 2024 juga, Kemdikbud Ristek akan mengkaji ulang mengenai implementasi Kurikulum Merdeka ini berdasarkan evaluasi selama masa pemulihan pembelajaran.
Sehingga, untuk saat ini, sekolah bisa mulai mengimplementasikan kurikulum baru ini secara bertahap sesuai dengan kesiapan masing-masing sekolah. Jika ada sekolah yang memang masih belum siap untuk menerapkan Kurikulum Merdeka, maka sekolah tersebut masih boleh menggunakan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Darurat sampai sekolahnya siap.
“Kewenangan untuk memilih kurikulum diserahkan oleh Kemdikbud Ristek kepada kepala sekolah dan guru pada masing-masing sekolah,” tandasnya. (C1)