CATATAN.CO.ID, Sampit – Sudah 22 tahun berlalu sejak kepergian KH Muhammad Abrar Dahlan, namun sosok ulama kharismatik itu tetap hidup dalam kenangan ribuan jemaah yang memadati kompleks Pondok Pesantren Darul Amin, Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Minggu, 8 Juni 2025.
Peringatan haul ke-22 ini berlangsung khidmat dan meriah. Ribuan jemaah dari berbagai kalangan—mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang tua—datang dari penjuru daerah, termasuk kabupaten tetangga dan Banjarmasin, untuk mengenang dan mendoakan almarhum ulama besar yang dikenal luas karena perjuangannya dalam menyebarkan ajaran Islam di Sampit.
Kehadiran Al-Habib Muhammad bin Abu Bakar Al Aydarus, pimpinan Majelis Ta’lim Nurunubuwwah Kalua, turut menambah kekhusyukan acara. Dalam tausiyahnya, ia mengingatkan pentingnya menjaga warisan keilmuan dan semangat dakwah para ulama terdahulu.
“Alhamdulillah, haul ayah kami berjalan dengan lancar dan penuh berkah. Terima kasih kepada masyarakat, para santri, serta alumni yang telah mendukung dan menyukseskan acara ini,” ujar Ustadz Royyan, Pimpinan Pondok Pesantren Darul Amin, yang merupakan putra KH Muhammad Abrar Dahlan.
Salah seorang jemaah, Halimah, mengaku merasa bersyukur bisa mengikuti haul tersebut. Baginya, mengenang dan mendoakan ulama merupakan bentuk penghormatan atas jasa-jasa mereka dalam menyebarkan ilmu dan nilai-nilai Islam.
“Mendoakan ulama yang telah wafat bukan hanya bentuk cinta, tapi juga amal yang membawa kebaikan, baik bagi yang didoakan maupun bagi yang mendoakan,” ungkap Halimah.
KH Muhammad Abrar Dahlan wafat pada tahun 2002. Beliau dikenal sebagai pendiri Pondok Pesantren Darul Amin dan tokoh ulama yang sangat dihormati di Kalimantan Tengah. Semangat dakwah dan keikhlasannya dalam membina umat terus dikenang, menjadikan haul tahun ini bukan hanya peringatan, tetapi juga pengingat akan pentingnya meneladani perjuangan ulama. (C20)