17 Damang Berikan Gelar Adat Antang Sanggarahan Matan Bulau untuk Halikinnor

Bupati Kotim Halikinnor saat menombak kerbau dalam acara bayar hajat dan mapas laman sebabi di Kecamatan Telawang Minggu 192.
Bupati Kotim Halikinnor saat menombak kerbau dalam acara bayar hajat dan mapas laman sebabi di Kecamatan Telawang Minggu 192.

CATATAN.CO.ID, Sampit – 17 Damang di Kabupaten Kotawaringin Timur memberikan gelar adat Antang Sanggarahan Matan Bulau kepada Bupati Kotawaringin Timur Halikinnor.

Gelar adat tersebut diberikan kepada Halikinnor saat menghadiri bayar hajat Bupati Kotim dan mapas laman sebabi di Kecamatan Telawang, Minggu, 19 Februari 2023.

Adapun gelar adat yang diberikan kepada Halikinnor ini melalui sidang dan keputusan damang yakni Antang Sanggarahan Matan Bulau, Antang berarti burung elang yang mencerminkan kemampuan terbang tinggi. Dari ketinggian mampu mengamati dan meneliti.

Sanggarahan adalah tempat atau wadah atau objek yang bersifat sakral ataupun religius dan strategis bisa dilihat dari ketinggian.

Matan bulau berarti pandangan yang baik, dengan penglihatan sempurna, berwibawa dari ketajaman sudut pandang yang bisa mengabil keputusan dengan bijaksana.

Jadi bisa ditafsirkan secara keseluruhan, Antang Sanggarahan Matan Bulau berarti pemimpin yang jeli dalam mengambil kebijakan.

Halikinnor berterima kasih atas gelar yang diberikan kepadanya. Ini merupakan suatu kebanggaan bagi dirinya dan juga beban moril karena menurutnya itu amanah yang harus ia pertahankan.

“Saya mendapat penghargaan yang luar biasa. Dengan atribut dan kemegahan ini. Mudahan dengan gelar yang diberikan ini saya bisa mengemban amanah ini,” kata Halikinnor.

Pemberian gelar adat ini diberikan karena selama menjabat Halikinnor dinilai peduli terhadap adat istiadat suku dayak.

Ia berjanji akan membuktikan bahwa pemberian gelar tersebut tidak salah. Namun ia juga mengaku masih memerlukan dukungan dari para damang yang ada di Kabupaten Kotawaringin Timur ini.

Ia juga mengajak masyarakat bersyukur karena berbagai permasalahan yang melanda derah itu mulai berangsur membaik. Hal ini tak lain karena kekuatan doa serta upaya masyarakat. Termasuk di antaranya adalah dengan kegiatan membayar hajat seperti yang dilaksanakan di Kecamatan Telawang.

Dalam kesempatan itu Halikinnor mengatakan pihaknya siap menerima kritik dan saran apapun dari seluruh lapisan masyarakat.

“Kita manusia tidak lepas dari salah dan khilaf. Makanya tugas masyarakatlah memberi saran dan masukan untuk pembangunan lebih baik lagi,” kata Halikkor. (C1)

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *