CATATAN.CO.ID, Sampit – Seorang ulama dari yang datang langsung dari Gaza, Palestina menceritakan perjuangan rakyat Palestina di depan siswa-siswi SMPN 2 Sampit dalam kegiatan peringatan Isra Mikraj Nabi Muhammad, Rabu 7 Februari 2024
“Peperangan antara hak dan batil akan terus terjadi sampai hari kiamat. Perjuangan di Palestina bukanlah itu semata. Tetapi, warga Palestina berupaya untuk memerdekakan diri dari wilayah itu. Warga Palestina tidak akan menyerahkan tanah mereka hingga betul-betul merdeka,” ucap Syaikh Mohammed Hassan.
Dia pun mengisahkan, bagaimana dulu neneknya hidup damai, hingga usianya mencapai 75 tahun. Namun, semua itu sirna ketika Israel melakukan penyerangan besar-besaran.
“Pemandangannya sungguh menyeramkan, anak-anak dibunuh, perempuan dianiaya, bahkan ada wanita hamil yang disobek perutnya. Kemudian, mereka juga membangun tembok sedalam 300 meter, di baliknya ada tentara Israel yang siap menyerang. ” ujar Syaikh Mohammed Hassan
Kebengisan tentara Israel juga semakin menjadi kala mereka mendapatkan bantuan dari negara-negara besar untuk melakukan penjajahan.
Lalu, pada 2008 terjadi lagi penyerangan besar-besaran menggunakan tank dan peralatan militer besar lainnya. Penyerangan dilakukan secara membabi buta, di tengah anak-anak bersekolah, gedung sekolah dihancurkan bahkan di saat menjalankan ibadah salat di Masjid juga tidak luput dari serangan.
“Pada peristiwa tahun 2008 itu memakan 8 ribu warga mati sahid serta 10 ribu warga luka-luka. Serangan itu terus terjadi selama bertahun-tahun hingga 2021,” papar Syaikh Mohammed Hassan.
Pada 2021 itu, mereka juga melakukan perayaan hari raya agama mereka di Masjidil Aqsa dengan mencela Nabi Muhammad SAW, merobek Al Quran, lalu melempar dan menginjaknya di lantai.
Mereka melanjutkan dengan menyerang kehormatan wanita-wanita disana. Mereka ditendang siang dan malam, diseret, dicambuk bahkan dilepas jilbabnya.
Hingga Palestina mengalami kemunduran atas insiden itu, sehingga warga bersiap untuk melawan. Namun anggapan zionis Israel ini salah, pemuda-pemuda Palestina pada saat itu bersiap untuk melakukan perlawanan dengan cara-cara sederhana.
Sesuai anjuran Allah SWT di dalam quran yang memerintahkan, “Melawanlah kalian dari musuh-musuh kalian yang mengancam kalian”.
Sebelum para pemuda Palestina melakukan persiapan fisik dan senjata, mereka terlebih dahulu di persiapkan imannya, mereka didik dengan Quran. Ini terbukti banyaknya anak-anak di Palestina yang menjadi penghafal Quran, bahkan ribuan anak sekali duduk untuk menghantamkan Quran.
Mereka dididik untuk senantiasa salat berjamaah dan membaca Quran siang dan malam, serta menghidupkan salat siang dan malam. Hal ini menjadi cikal bakal kekuatan mereka di Palestina.
Sementara itu, Kepala SMPN 2 Sampit, Abdurrahman berharap melalui kegiatan ini warga sekolah sebagai umat islam dapat ikut merasakan perjuangan saudara-saudara kita di Palestina dalam melawan penjajahan dan penindasan yang dilakukan tentara Zionis Israel.
“Pada kesempatan ini, kami SMPN 2 Sampit mengumpulkan dana secara sukarela demi membantu warga di Gaza, Palestina. Bantuan ini baik dari para siswa, guru, maupun, orang tua/wali murid,” pungkasnya. (C10)