Pemkab Kotim Usulkan 36 BTS Buka Keterisolasian Telekomunikasi

Salah seorang warga Desa Tumbang Boloi berswafoto dengan Bupati Halikinnor saat kunjungan kerja, Sabtu 15 Januari 2022. Telepon seluler sudah menjadi kebutuhan, meski saat ini masih ada kawasan yang belum tersentuh akses jaringan telekomunikasi.

CATATAN.CO.ID, Sampit – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur mengusulkan pembangunan sebanyak 36 base transceiver station (BTS) untuk menjangkau daerah-daerah yang belum tersentuh akses jaringan telekomunikasi.

Bupati Halikinnor mengatakan, usulan 36 BTS itu sudah disampaikan kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika. Bahkan belum lama ini dirinya sudah bertemu dengan salah satu deputi membicarakan masalah tersebut.

“Tahun ini kita dapat pembangunan tiga BTS. Mudah-mudahan secara bertahap seluruh wilayah Kotawaringin Timur ini terjangkau jaringan internet,” kata Halikinnor, Sabtu, 15 Januari 2022.

Informasi itu disampaikan Halikinnor menjawab aspirasi masyarakat saat dirinya bersama Wakil Bupati Irawati kunjungan kerja ke Desa Tumbang Boloi Kecamatan Telaga Antang.

Masyarakat setempat menyampaikan keluhan terkait tidak adanya jaringan telekomunikasi. Padahal saat ini sudah sangat dibutuhkan untuk berbagai kegiatan, termasuk mendukung perekonomian.

Halikinnor meminta Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika, Multazam yang hadir saat itu untuk mengawal usulan itu dengan harapan seluruhnya bisa dikabulkan pemerintah pusat.

Pemerintah daerah terus mengupayakan percepatan pemerataan akses telekomunikasi ini karena kini hampir semua bidang sudah berkaitan erat dengan teknologi informasi. Layanan pemerintah pun kini mulai beralih menggunakan sistem online demi kemudahan masyarakat.

Untuk itulah pembangunan BTS atau menara telekomunikasi menjadi solusi untuk membuka keterisolasian telekomunikasi. Dia berharap ini bisa dituntaskan dalam waktu tidak terlalu lama karena sudah termasuk menjadi kebutuhan vital masyarakat.

“Akses internet juga menjadi salah satu pendukung dalam kita mengembangkan sektor pariwisata. Makanya saya ingin di Desa Tumbang Gagu yang merupakan desa paling ujung, nantinya juga bisa terjangkau signal selular,” pungkas Halikinnor. (C2)

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *