BKSDA Penasaran dengan Penyebab Kematian Buaya di Sungai Mentaya

Komandan BKSDA Sampit Pos Jaga Sampit, Muriansyah bersama warga saat mencari bangkai buaya yang hanyut di Sungai Mentaya. 

CATATAN.CO.ID, Sampit – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Pos Jaga Sampit, mengaku penasaran akan kasus kematian buaya yang ditemukan hanyut di Sungai Mentaya. Namun dalam pembuktian masih kesulitan karena masih terbatasnya alat dan sumber daya manusia yang dimiliki.

Komandan BKSDA Pos Jaga Sampit, Muriansyah menduga kematian buaya di Sungai Mentaya terjadi karena kegiatan ilegal fishing seperti aktivitas meracun atau menyetrum.

“Kalau dari informasi masyarakat dugaannya sementara seperti itu. Kalau tidak kena racun ya setrum. Tapi itu baru sebatas dugaan,” kata Muriansyah, Senin, 28 Maret 2022.

Menurut Muriansyah, pembuktian penyebab kematian buaya ini sulit. Sampai dengan saat ini di Sampit, Kotawaringin Timur, masih mengalami keterbatasan alat dan SDM.

“Harus ada SDM atau dokter hewan yang mengambil sampel- sampel dari organ dalam buaya yang mati dan kirim ke laboratorium,” imbuhnya.

Sehingga baru bisa disimpulkan secara akurat penyebab kematian dari buaya. Namun pihak BKSDA terus berupaya mengetahui penyebab kematian buaya di Sungai Mentaya. Sehingga satwa dilindungi megara ini tetap lestari.

Sebelumnya pihak BKSDA telah menemukan bangkai buaya yang hanyut di Sungai Mentaya. Bangkai buaya ditemukan di perairan sekitar Dusun Babirah, Kecamatan Pulau Hanaut. Bangkai buaya sudah dalam kondisi busuk sehingga harus dibawa ke Pulau Hanaut agar tidak menggangu kenyamanan warga. (C1) 

 

 

Ucapan Selamat Lebaran Catatan 2024

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tentang KamiRedaksi | Pedoman Media SiberDisclaimer

© Copyright catatan.co.id. Designed and Developed by catatan.co.id