Bangkai Buaya Hanyut Ditemukan di Perairan Dusun Babirah Kondisinya Mulai Busuk

Komandan BKSDA Sampit, Muriansyah, bersama warga ketika mengevakuasi bangkai buaya yang sempat hanyut terbawa arus sungai. 

CATATAN.CO.ID, Sampit – Bangkai buaya yang sebelumnya hanyut di perairan kawasan Kelurahan Samuda, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, akhirnya ditemukan, Minggu, 27 Maret 2022 sekitar pukul 12.24. Bangkai buaya yang sudah mulai membusuk itu ditemukan di perairan Dusun Babirah, Kecamatan Pulau Hanaut.

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Pos Jaga Sampit pun langsung mengamankan bangkai buaya yang hanyut di Sungai Mentaya itu.

Komandan BKSDA Pos Jaga Sampit, Muriansyah mengatakan, pihaknya telah menindaklanjuti laporan dan video yang beredar di media sosial belum lama ini tentang kematian seekor buaya yang hanyut terbawa arus sungai.Setelah ditelusuri BKSDA ternyata benar lokasi kejadian berada di Sungai Mentaya, tepatnya di

“Untuk itu kami melakukan penyisiran di sungai menggunakan perahu ces,” katanya.

Didampingi seorang anggota Manggala Agni Sampit, Budi, ia menelusuri sungai sejak pukul 8.30 WIB sampai 12.24 WIB. Menggunakan perahu sewaan milik warga.  Penyisiran dimulai dari perairan Kelurahan Samuda hingga akhirnya bangkai predator air tersebut ditemukan di tepi perairan Dusun Babirah, Desa Bapinang Hilir, Kecamatan Pulau Hanaut.

“Setelah dilakukan pengecekan, tidak ditemukan luka karena benda tajam di tubuh buaya tersebut. Sehingga kami tidak dapat memastikan penyebab kematiannya,” tuturnya.

Diketahui buaya itu merupakan jenis buaya muara dengan ukuran 2,1 meter. Makhluk tersebut diperkirakan telah mati selama beberapa hari. Ketika ditemukan kondisinya sudah mulai membusuk dengan kulit bagian luar yang mulai mengelupas dan mengeluarkan bau tak sedap.

Karena lokasi penemuan bangkai buaya berada di perairan permukiman, pihaknya kemudian menyeretnya ke arah Pulau Hanaut yang jauh dari permukiman atau aktivitas warga. Bangkai tersebut diikat menggunakan tali ke dahan pohon yang berada dit tepi sungai dan dibiarkan untuk membusuk sepenuhnya atau menjadi santapan satwa yang ada di lokasi tersebut.

“Kami tidak melakukan penguburan karena dikhawatirkan bangkai akan hancur saat diangkat. Jadi pilihannya diamankan ke tempat yang jauh dari permukiman,” terangnya. (C1) 

 

 

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *